Grid.ID – Beberapa tahun belakangan, tren gaya hidup ramah lingkungan semakin berkembang. Hal itu didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam di tengah ancaman krisis iklim.
Berbagai sektor industri merespons perkembangan tersebut dengan menerapkan konsep keberlanjutan (sustainability) pada bisnisnya. Tak terkecuali industri fesyen.
Demi mengurangi jumlah sampah produk fesyen (fashion waste), tidak sedikit pelaku usaha di industri ini yang mulai menerapkan konsep fesyen lambat atau slow fashion.
Konsep slow fashion bertujuan mengedepankan kualitas agar produk fesyen bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, produk fesyen yang digunakan berasal dari bahan yang ramah lingkungan agar dapat meminimalisasi limbah industri.
Baca Juga: Bocah Kelas 4 SD yang Viral Karena Jual Gambar di Shopee, Juara Kelas dan Berjiwa Wirausaha
Menariknya, konsep slow fashion sudah diterapkan oleh banyak brand fesyen lokal di Indonesia, salah satunya adalah Sejauh Mata Memandang (SMM).
Dalam proses produksinya, SMM menggunakan tekstil daur ulang yang berasal dari limbah prakonsumsi yang diolah menjadi bahan baru. Material yang digunakan juga lebih mudah terurai sehingga tak sulit diolah kembali ketika sudah menjadi limbah.
Owner SMM, Chitra Subyakto menjelaskan, awalnya ia menggunakan kain linen dan katun untuk membuat produk-produk fesyen yang diluncurkan melalui brand-nya, seperti pakaian wanita, pria, anak, aksesori, dan reusable mask.
Namun, kini SMM mulai menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti kain tencel dan katun organik.
“Kami juga mengutamakan kenyamanan. Kami juga tidak memakai polyester karena tidak dapat terurai dan berdampak buruk terhadap lingkungan,” ungkap Chitra.
Chitra juga mengatakan, desain produk fesyen SMM telah disesuaikan dengan iklim Indonesia yang tropis. Jadi, selain nyaman dipakai, produk fesyen SMM juga cocok digunakan sepanjang tahun.
Manfaatkan platform e-commerce
Melalui brand SMM, Chitra tidak hanya ingin menciptakan ekosistem ekonomi mandiri, tetapi juga mengampanyekan isu lingkungan agar masyarakat lebih sadar dan peduli terhadap persoalan sampah industri fesyen.
Berbagai cara pun dilakukan oleh Chitra untuk memperkenalkan konsep slow fashion kepada masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan platform e-commerce Shopee.
Baca Juga: Dukung Perkembangan Industri Fashion di Indonesia, Shopee Hadirkan Kampanye 3.3 Fashion Sale
Melalui program Shopee Ekspor, Chitra berupaya memperluas jangkauan produknya, bahkan hingga ke luar negeri.
“Merupakan sebuah tantangan bagi SMM untuk mengenalkan konsep slow fashion dengan mengutamakan kepedulian akan dampak dari produk yang kita konsumsi terhadap lingkungan,” kata Chitra.
Namun, seiring berjalannya waktu, permintaan konsumen dari luar negeri melalui aplikasi Shopee kian meningkat. Menurut Chitra, permintaan tersebut banyak datang dari negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
“Artinya, SMM mendapat respons yang positif dan bisa menjadi agent of change yaitu konsumen dan masyarakat umum ikut terbuka dan sadar akan isu-isu yang kami sampaikan. Semoga memberi efek domino yang lebih luas," kata Chitra.
Baca Juga: Bertajuk Hobi yang Menguntungkan, Shopee Gelar Diskusi Virtual Bersama Para Pengusaha!
Meski sudah berhasil merambah pasar ekspor, Chitra mengaku tidak ingin berpuas diri. Bersama timnya, ia akan terus belajar dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan fesyen masyarakat.
Selain itu, Chitra juga ingin produk-produk fesyen dari SMM mengikuti perkembangan zaman. Hal itu ia lakukan agar SMM dapat menjangkau konsumen yang lebih luas hingga ke berbagai negara lainnya.
Untuk meningkatkan brand awareness, SMM pun giat menyelenggarakan berbagai pameran fesyen secara berkala. Pameran yang digelar selalu mengusung tema seputar kerusakan iklim, sampah, dan kampanye tentang bijak dalam berpakaian.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh SMM, kata Chitra, merupakan bentuk komitmen brand-nya untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan melalui fesyen.
“Saat ini, kita tengah hidup pada ancaman krisis iklim yang nyata dan telah menjadi kewajiban kita bersama untuk lebih peduli, serta sadar terhadap lingkungan dengan melakukan tindakan nyata, termasuk dalam hal berbisnis,” kata Chitra.
Sebagai informasi, Indonesia memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) setiap tanggal 21 Februari. Peringatan tersebut pertama kali digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 21 Februari 2005.
Pada #HariPeduliSampahNasional 2022, Shopee pun mengapresiasi para pelaku usaha yang melakukan upaya positif dalam implementasi daur ulang sampah. Sebab, daur ulang sampah menjadi barang baru dapat memberikan peluang ekonomi baru yang mandiri bagi pelaku UMKM di Indonesia.
Teaser Film 2nd Miracle In Cell No. 7 Dirilis, Vino G Bastian Ungkap Keharuannya
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Wandha Nur Hidayat |