Bila sudah menemukan rumah yang dipilih, salah seorang remaja pria akan berusaha masuk rumah dan kamar sang gadis dengan diam-diam.
Dia akan bermalam di kamar si gadis dan pergi sebelum ayam jago berkokok dan keluarganya bangun.
Tidak semua ‘perburuan’ berjalan sukses.
Ada remaja pria yang salah menentukan kamar tidur gadis incarannya sehingga salah masuk kamar.
Bisa juga cara masuk yang berisik membuat keluarga sang gadis terbangun dan si ‘pemburu’ harus kabur.
Jika seorang pria tertangkap saat sedang melakukan aksinya, si pria harus menikahi gadis itu atau tinggal bersama sang gadis.
Biasanya sang pria akan bekerja di ladang untuk membayar perbuatannya.
Dari ‘perburuan’ itu, tidak sedikit remaja perempuan yang hamil dan menikah di usia muda.
Dan tidak sedikit pula yang ditinggalkan dalam keadaan hamil.
Tapi tidak ada stigma yang melekat pada para gadis yang hamil muda ini.
Mereka akan mencari pria lain yang mau menerima dia dan anak yang dikandungnya.
Praktik ini mulai ditinggalkan di Bhutan ketika terjadi arus urbanisasi dan masuknya norma sosial baru dari luar desa.
Keluarga-keluarga yang punya anak perempuan memalang pintu dan jendela rumah mereka dengan palang baja dan kunci logam sehingga tidak mudah dimasuki.
(*)
Source | : | Grid.ID,Tribunbali.com |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Ayu Wulansari K |