Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum
Grid.ID – Sosok Devano Danendra kini telah dikenal sebagai salah satu penyanyi dan aktor berbakat di Indonesia.
Namun, siapa yang menyangka bahwa anak dari penyanyi dangdut Iis Dahlia ini pernah menjadi korban bullying?
Bahkan, Devano Danendra mengaku sudah menjadi korban perundungan sejak duduk di bangku TK.
Beragam kekerasan telah dialami oleh pria kelahiran tahun 2002 ini, termasuk ditusuk pulpen hingga kepalanya bocor.
"Dari TK sudah di-bully. Sampai sekarang mungkin. Aku pernah ngalamin kayak dilempar ke sampah, ditusuk pulpen kepalaku sampai bocor," tutur Devano, dikutip dari Kompas.com.
Hal ini kemudian membuat kekasih dari Naura Ayu ini mengalami cemas berlebih apabila berada di tempat umum.
Walau kini sudah beranjak dewasa, Devano Danendra masih menjadi korban bullying terutama dalam jenis cyberbullying.
Dalam beberapa kesempatan, bintang film MeolDylan ini memang kerap mengaku mendapatkan komentar jahat dari netizen.
Sebagai orangtua, tentunya kita tidak ingin anak menjadi korban bullying baik di sekolah, di lingkungan rumah, ataupun di sosial media.
Oleh karena itu, anak perlu diajarkan untuk menjadi pribadi yang berani supaya tidak menjadi korban bullying.
Apalagi mengingat dampak bullying pada anak yang sangat serius karena mempengaruhi psikologisnya.
Anak yang menjadi korban bullying biasanya tidak percaya diri, malu bersosialisasi, hingga mengisolasi diri.
Dikutip dari Parapuan, inilah cara mengajarkan anak lebih berani sehingga bisa terhindar dari perlakuan bullying.
Membiasakan anak bersikap baik dan berani
Sedini mungkin, biasakan anak untuk menjadi orang yang baik, ramah, sopan, dan berani kepada siapapun.
Ajarkan anak untuk menjadi sosok pemberani, termasuk untuk mencari bantuan apabila mengalami tindakan bullying.
Selain itu, ajarkan pula anak untuk membela orang lain yang menjadi korban bullying di sekitarnya.
Memberi tahu anak agar tidak merasa rendah diri ketika terjadi bullying
Tindakan bullying yang mungkin diterima anak bisa membuatnya merasa malu dan rendah diri.
Oleh karena itu, orangtua perlu memberitahu anak untuk percaya diri karena diri mereka sangat berharga.
Memberi tahu perundung soal perasaan dan pendapat anak-anak
Ajarkan anak untuk berani merespons tindakan bullying yang dialaminya dengan tenang namun tegas.
Anak perlu menyampaikan perasaannya pada orang yang merundungnya bahwa tindakan tersebut tidak disukainya.
Tidak menangis saat menjadi korban bullying
Memang menangis adalah respons yang wajar ketika anak merasa tersakiti akibat tindakan bullying yang diterimanya.
Namun, menangis saat menjadi korban bullying hanya akan menambah kepuasan si perundung saja.
Alih-alih menangis, ajarkan anak untuk berani melawan dan melindungi dirinya sendiri dari para perundung.
Tentunya, anak bisa menangis dan mengekspresikan kesedihan setelahnya ketika sudah bersama guru atau orangtua.
Tidak perlu takut dengan ancaman perundung
Pelaku bullying biasanya akan mengancam korbannya dengan berbagai hal.
Ajarkan anak untuk tidak takut dengan ancaman perundung dengan cara merespons ancaman tersebut.
Jangan lupa untuk memberi tahu anak untuk melaporkan tindakan perundungan kepada orangtua atau guru. (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Kompas.com,Parapuan |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ragillita Desyaningrum |