Alih-alih mengenakan jas hujan untuk dirinya, ia justru menggunakan jas hujan itu untuk menutupi benda yang dipangkunya.
Usut punya usut, benda tersebut adalah baju yang baru ia ambil dari rumah untuk diberikan kepada dua putrinya.
"Baju-baju untuk anak-anak," ujarnya singkat.
Dirinya juga mengatakan bahwa anak-anaknya masih sangat kecil.
Syafril mengaku ingin mencari tempat berlindung jika gempa sewaktu-waktu kembali terjadi.
"Kami sekarang mengungsi ke Kantor Bupati (Pasaman Barat)," ujarnya.
"Biar aman, karena anak-anak masih kecil," lanjutnya.
Ia pun menceritakan bahwa anaknya sudah menangis lantaran tak nyaman dengan baju yang sudah berhari-hari tak diganti.
Selain itu, tak ada bantuan baju untuk para pengungsi.
Akhirnya, ia memutuskan untuk nekat pulang ke rumah mengambil baju anak-anaknya.
"Anak sudah nangis, karena bajunya dari kemarin tidak diganti, semuanya sudah kotor," ungkapnya.
"Bantuan baju belum ada, makanya saya pulang untuk ambil baju," sambungnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunPadang.com |
Penulis | : | Mahdiyah |
Editor | : | Ayu Wulansari K |