"Wajahnya baru saja meledak, aku berdiri dan aku menyaksikan peluru itu benar-benar merenggut setengah kepalanya dari bahunya," kenang Sarah.
"Dan kemudian, tepat ketika suara itu terdengar di telingaku, ia jatuh ke lantai di sebelah kakiku," Sarah berkata.
"Saya ingin berteriak tetapi meskipun mulut saya terbuka, tenggorokan saya mengerut karena ketakutan. Saya tidak bisa mengeluarkan suara," tambahnya.
"Lalu aku melihat lampu merah kecil di kamera dan mendengar suara lembut dari kaset dan aku menyadari pembunuhannya sedang direkam," katanya lagi.
Kini, Sarah yang berusia 43 tahun adalah salah satu dari ribuan wanita Inggris yang pernah merasakan getirnya kehidupan sebagai budak nafsu.
Tetapi, ia adalah orang pertama yang memberi tahu dunia tentang apa yang terjadi padanya.
Cobaan mengerikan itu tercatat dalam memoarnya, Slave Girl, yang ditebitkan pada bulan Januari ini.
Pembunuhan gadis Thailand itu, jauh dari satu-satunya adegan mengerikan yang membakar ingatan Sarah pada hari-hari mengerikan tahun 1990-an.
Ia juga mengingat bagaimana kepala saingan mucikarinya terputus dan tergeletak beberapa meter dari tubuhnya, setelah perselisihan tentang perempuan yang dipaksa melacur.
Pasca pembunuhan atas wanita Thailand, Polisi Belanda melacak geng-geng itu mendekatinya beberapa kali sebelum akhirnya melarikan diri pada 1997.
Beberapa penculiknya melarikan diri untuk menghindari penangkapan pada waktu itu.
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Intisari.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |