Saat itulah, enzim memecah pati dalam tepung menjadi gula sederhana, lalu ragi menelan gula-gula itu dan mengeluarkan gas karbon dioksida.
Gelembung gas yang membuatnya naik dalam proses yang disebut respirasi, lalu ketika menambahkan baking soda, garam, minyak, dan bumbu.
Kemudian, biarkan adonan naik sedikit lebih sebelum siap untuk digulung menjadi lembaran, baru adonan tersebut dilubangi.
Ketika proses pemanggangan, lubang-lubang kecil tersebut benar-benar berguna.
Saat proses pemanggangan, karbon dioksida dan air yang sudah ada di adonan mengembang ketika segala sesuatunya mulai memanas.
Akan sulit untuk tetap datar dengan semua proses itu, sehingga lubang biskuit melepaskan sedikit uap untuk menjaga benda-benda dari terlalu banyak mengembang.
Dengan jumlah lubang yang tepat, peningkatan itu tidak lepas kendali dan menghasilkan produk akhir yang rata dan renyah yang siap untuk dikonsumsi.
Namun, meski nikmat dikonsumsi bersama teh hangat, mengonsumsi biskuit dalam jumlah banyak berbahaya untuk kesehatan.
Melansir Times of India via Nakita.ID, biskuit ternyata bisa datangkan sejumlah bahaya ini bagi tubuh jika dimakan terlalu sering.
Biskuit mengandung minyak kelapa sawit yang bila dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan faktor risiko penyakit jantung.
Biasanya penggunaan minyak kelapa sawit digunakan secara berulang yang bisa menurunkan kapasitas antioksidan.
Source | : | Sajian Sedap,Gridhype.id |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |