Laporan Wartawan Grid.ID, Rizqy Rhama Zuniar
Grid.ID - Hayo siapa tahun lalu masih suka bohong saat berpuasa? Ternyata ada hukum berbohong saat puasa yang wajib diketahui sebelum Ramadan 2022 loh.
Maka dari itu, sebelum memasuki Ramadan 2022, sebaiknya kita mengetahui betul bagaimana penjelasan mengenai hukum berbohong saat puasa.
Harapannya, dengan memahami hukum berbohong saat puasa, kita bisa lebih khusyuk dalam menjalani ibadah saat Ramadan 2022.
Setiap orang pasti pernah berbohong, namun apa jadinya jika kita bohong saat menjalankan ibadah puasa Ramadan?
Apakah berbohong dapat membatalkan puasa, meski hal itu dilakukan demi kebaikan?
Mengenai hal itu, Ustaz Tajul Muluk pernah memberi penjelasan terkait hal tersebut dalam program Tanya Ustadz yang tayang di kanal YouTube Tribunnews.com.
Mengutip dari Tribunnewswiki.com, Ustaz Tajul Muluk menjelaskan, jika berbohong saat Ramadan tidak membatalkan puasa.
Namun, ia menyebut bahwa berbohong dapat mengurangi pahala saat berpuasa.
"Kalau berbohong yang batal bukan puasanya, tapi itu batal pahalanya," kata Ustaz Tajul yang dikutip Grid.ID dari Tribunnewswiki.com, Jumat (16/4/2021).
Ia kemudian menjelaskan bahwa orang yang berbohong saat puasa sama halnya dengan mendapatkan lapar dan haus saja.
Sedangkan untuk pahala dan berkah di dalamnya, orang tersebut tak mendapatkannya.
Ini sama halnya dengan orang yang melakukan salat malam, namun hanya mendapatkan rasa kantuk saja.
Penjelasan serupa pun dikemukakan Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr H Syamsul Hidayat.
Mengutip dari Kompas.com, Dr. H. Syamsul Hidayat mengatakan, berbohong di bulan Ramadan tidak membatalkan puasa.
Namun, hal itu dapat mengurangi pahala dari puasa yang sedang dijalankannya.
"Berbohong tidak membatalkan tapi akan mengurangi (pahala), bahkan menggerus nilai puasa hingga nol," kata Syamsul yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Kamis (7/5/2020).
"Puasanya tetap sah tapi tak bernilai," imbuhnya.
Hal itu bahkan telah dijelaskan dalam hadis dari Rasulullah SAW berikut:
"Orang yang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dustanya, maka tak ada hajat bagi Allah untuk menilai puasanya meski ia bersusah payah seharian menjauhi makanan dan minuman," (HR. Bukhari).
Selain itu, Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan zur (dusta atau perkataan dan perbuatan bohong), maka Allah tidak berkepentingan sedikitpun terhadap puasanya," (HR. Al-Bukhari).
Meski tidak membatalkan puasa, namun berbohong tetap saja merupakan perbuatan yang tercela.
Selain itu, puasa juga akan menjadi sia-sia apabila seseorang berbohong di bulan suci Ramadan yang penuh berkah.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnewswiki.com |
Penulis | : | Rizqy Rhama Zuniar |
Editor | : | Silmi |