Mengutip tulisan Abdul Rahman Haji Abdullah dalam 'Pemikiran Islam di Malaysia: sejarah dan aliran', sumber pokok penggerak Darul Arqam adalah semangat jihad atau pengorbanan jiwa dan harta di kalangan anggota atau pengikutnya.
Mereka yang memiliki penghasilan tetap harus bersedia dipotong gajinya hingga 10 persen setiap bulan, bahkan terkadang bisa lebih.
Tujuan ajarannya yakni melalui proses pendidikan hati atau jiwa sufi, lahir sifat-sifat dermawan di kalangan mereka, sehingga orang-orang kaya menjadi 'bank' bagi yang memerlukan.
Dalam perjalanannya, ajaran Darul Arqam dianggap menyimpang lantaran Abuya Ashaari mengaku ia merupakan Bani Tamim atau pendamping Imam Mahdi.
Beberapa sumber menyebutkan Abuya mengaku pernah berdialog langsung dengan Nabi Muhammad SAW.
Ia meyakini gurunya, Syeikh Syuhaimi adalah Imam Mahdi, dan Ashaari adalah penerus Syuhaimi.
Darul Arqam juga dituding sempat menyiapkan dan melatih 300 pasukan berani mati di Thailand.
Tahun 2002, Anofial kemudian mengemban jabatan tinggi sebagai Komisaris Utama PT Cahaya Timur (perusahaan bidang rekaman kaset dan perdagangan), Komisaris Utama PT Qatrunada (travel), Chairman Hawariyun Group of Companies, dan Direktur International Rufaqa Corporation yang berpusat di Malaysia.
Dua perusahaan terakhir yang disebut merupakan 'wajah baru' Darul Arqam.
Berbeda dengan Darul Arqam yang berkonsep organisasi keagamaan serta memiliki jemaah, Hawariyun dan Rufaqa adalah perusahaan yang memang fokus pada ranah bisnis dan dakwah.
Sehingga, pegawai diklaim mendapat timbal-balik berupa upah.
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Grid.ID,GridFame.ID |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Silmi |