Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Sebuah peristiwa langka dialami ibu muda yang melahirkan sebanyak dua kali dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.
Peristiwa langka ibu muda yang melahirkan dua kali berturut-turut dalam jangka waktu satu bulan itu terjadi di Bangladesh.
Ibu hamil berusia 20 tahun itu terkejut luar biasa karena dia melahirkan anak kembar setelah 26 hari sebelumnya melahirkan anak laki-laki.
Awalnya, ibu muda bernama Arifa Sultana Iti dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami komplikasi pada kehamilannya.
Kemudian, dia melahirkan seorang bayi laki-laki secara prematur dengan persalinan normal.
Setelah kondisinya membaik, dia kembali ke rumah dengan bayinya.
Tak disangka, air ketuban kandungannya kembali pecah setelah 26 hari setelah kelahiran pertama tersebut.
Akhirnya, pada 22 Maret dia kembali ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaannya.
Setelah diperiksa ternyata Nyonya Iti memiliki dua rahim yang berbeda.
Alhasil, Iti kembali melahirkan untuk kedua kalinya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.
Di kelahiran keduanya, Iti melahirkan anak kembar, seorang bayi laki-laki dan perempuan melalui operasi caesar.
"Bayi laki-laki pertama lahir dari satu rahim dan si kembar dari yang lain," ungkap Dr. Sheila Poddar, kepala ginekolog rumah sakit.
Sang dokter mengakui bahwa peristiwa langka itu kejadian yang sangat langka dan belum pernah ditemui sebelumnya.
Suami dari Iti, Sumon Biswas, sangat bersyukur dengan hadirnya tiga anak tersebut dalam hidupnya.
"Mukjizat dari Allah bahwa semua anaknya sehat," ungkapnya.
"Saya akan mencoba dan membuat mereka bahagia," ujar Sumon Biswas.
Melansir The Atlantic, seorang profesor radiologi Harvard Medical School, Deborah Levine, mengatakan bahwa Iti 'sangat beruntung' melahirkan kembar tiga yang sehat dengan hanya satu kelahiran prematur.
Pasalnya kehamilan kembar dalam rahim didelfis tidak pernah terdengar sebelumnya.
Sebuah jurnal tampaknya menerbitkan satu atau dua studi kasus setahun yang serupa dengan kasus Sultana, seringkali berasal dari negara-negara kurang berkembang.
Tetapi membawa kembar tiga dengan aman dalam dua rahim jauh lebih tidak mungkin.
“Biasanya, bayi kembar melahirkan lebih awal dan kembar tiga melahirkan lebih awal,” kata Levine.
“Seseorang pernah berkata bahwa jika USG tidak melakukan apa pun selain mendiagnosis kembar, itu akan sangat berharga karena perawatan ekstra yang mereka butuhkan," tutupnya.
(*)
Source | : | NOVA,The Atlantic |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Nesiana |