Saat itu, berita-berita tahun pembangunan masjid Agung Demak dikaitkan dengan pengangkatan Raden Patah sebagai Adipati Demak pada tahun 1462, serta pengangkatannya sebagai sultan Demak Bintara tahun 1478 M.
Dalam sejarah, disebut bahwa Majapahit jatuh di tangan Prabu Girindrawardhana dari Kediri.
Khafid Kasri menyebutkan bahwa Raden Patah menangguhkan penyerangan yang kedua dan melanjutkan mendirikan masjid Kadipaten Demak bersama para walisongo yang sudah dimulai pada tahun 1477 M/ 1399 S.
Ternyata Raden Patah menyesali kekhilafannya tersebut karena terbawa hawa nafsu mengadakan penyerangan kepada pasukan Girindrawadhana, tanpa mengukur kekuatan pasukan musuh terlebih dahulu.
Akibatnya memang banyak korban yang gugur di pihak pasukan Bintaro.
Setelah penyerangan tersebut, para wali menyarankan pun Raden Patah untuk melanjutkan pembangunan masjid Agung Kadipaten yang belum selesai sambil menjajagi kekuatan musuh.
Akhirnya, Raden Patah menerima saran tersebut kemudian melanjutkan pembangunan masjid Kadipaten Demak dan menunda merebut tahta Majapahit yang dikuasai Prabu Girindrawardana.
Baca Juga: Masya Allah, Indahnya Masjid Al-Alam Kendari, Masjid Terapung yang Punya Desain Memukau di Atas Laut
Akan tetapi, dengan syarat mustaka masjid yang akan dibuat nanti bentuknya runcing mirip angka satu arab (ahad).
Adapun persyaratan itu sebagai lambang kejantanan bahwa Demak berani menghadapi pasukan Majapahit.
Hingga saat ini Masjid Agung Demak menjadi salah satu tempat tujuan wisata ziarah utama di Pulau Jawa.
(*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Source | : | Kompas.com,Tribunnewswiki |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |