Lebih buruk lagi, listrik dan pasokan air telah terputus selama lebih dari dua tahun di kediamannya.
Firdaus dan ibunya hanya bisa memakai lilin untuk menerangi malamnya.
Firdaus menambahkan bahwa begitu dia berhenti sekolah, dia berhasil mendapatkan upah sedikit yaitu 3 ringgit (Rp 10 ribu) hingga 5 ringgit (Rp 17 ribu) dengan menyapu daun dan membantu membakar sampah di rumah orang lain.
Sementara ibunya akan mengambil pekerjaan kebersihan.
Untungnya bagi mereka, ada beberapa penduduk desa lain yang memberikan bantuan.
Beberapa di antaranya bahkan memberikan sedikit uang tunai kepada mereka untuk membeli makanan.
Firdaus juga memiliki seorang paman yang sering membawakannya makanan.
Namun bocah itu bersikeras dia tidak ingin menyusahkan siapapun, karena dia tahu orang lain seperti pamannya juga berjuang secara finansial.
"Saya akan berbohong jika berkata saya tidak sedih, dan saya tidak takut duduk sendiri di rumah."
"Tetapi apa yang bisa kulakukan, saya hanya bisa menerima takdirku," ucapnya sedih.
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | Suar.grid.id,SinarHarian.com.my |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Nesiana |