Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Ditelantarkan ibu kandungnya sendiri, seorang bocah laki-laki asal Manjoi, Perak, Malaysia, hidup sebatang kara.
Di usia yang masih sangat belia, bocah bernama Mohd Firdaus Abdullah dipaksa keadaan untuk berjuang sendirian.
Nasib pilu Mohd Firdaus Abdullah berawal dari perceraian kedua orang tuanya.
Sang ibu menikah lagi, tapi anak tunggal itu justru masih dibiarkan tanpa sosok ayah selama lima tahun.
Nahasnya, ayah tirinya juga meninggalkan ibu dan dirinya.
Situasi memburuk ketika ibunya telah ditangkap akibat pelanggaran narkoba.
"Saya bahkan tidak mendapat kesempatan untuk melihatnya (sebelum dia ditangkap), ketika saya sampai di rumah, rumah sudah kosong," katanya dalam sebuah wawancara dengan Sinar Harian (11/04/2019).
Takut untuk hidup sendiri, Firdaus seringkali menginap di rumah teman bernama Syafik, yang juga mantan teman sekelasnya.
Akibat keadaan yang makin memburuk, Firdaus terpaksa berhenti sekolah sejak Oktober tahun 2018.
Firdaus yang berusaha pergi ke kota asal dengan ibunya juga kerap kali dipaksa untuk kembali ke rumah kontrakan kotornya.
Lebih buruk lagi, listrik dan pasokan air telah terputus selama lebih dari dua tahun di kediamannya.
Firdaus dan ibunya hanya bisa memakai lilin untuk menerangi malamnya.
Firdaus menambahkan bahwa begitu dia berhenti sekolah, dia berhasil mendapatkan upah sedikit yaitu 3 ringgit (Rp 10 ribu) hingga 5 ringgit (Rp 17 ribu) dengan menyapu daun dan membantu membakar sampah di rumah orang lain.
Sementara ibunya akan mengambil pekerjaan kebersihan.
Untungnya bagi mereka, ada beberapa penduduk desa lain yang memberikan bantuan.
Beberapa di antaranya bahkan memberikan sedikit uang tunai kepada mereka untuk membeli makanan.
Firdaus juga memiliki seorang paman yang sering membawakannya makanan.
Namun bocah itu bersikeras dia tidak ingin menyusahkan siapapun, karena dia tahu orang lain seperti pamannya juga berjuang secara finansial.
"Saya akan berbohong jika berkata saya tidak sedih, dan saya tidak takut duduk sendiri di rumah."
"Tetapi apa yang bisa kulakukan, saya hanya bisa menerima takdirku," ucapnya sedih.
Segalanya mulai berubah menjadi lebih baik setelah kisah pilunya viral di media sosial.
Firdaus pun tinggal di organisasi yang memiliki rumah, dia ditempatkan di sana untuk sementara waktu.
Rumah milik organisasi itu juga memiliki staf yang akan mengurus makanan dan pakaian untuknya.
Akhirnya, Firdaus dirujuk ke Departemen Kesejahteraan Sosial Perak.
Akhirnya ia tinggal di rumah penampungan dan akan dibantu di masa depan.
Mohd Firdaus pun ditempatkan di bawah pusat Pertubuhan Badan Kebajikan Anak-anak Yatim Darussalam di Kampung Melayu Sungai Rapat, Malaysia.
Baca Juga: Daftar Skuad Jepang, Denmark, dan Thailand yang Turun Lapangan untuk Thomas dan Uber Cup 2022
(*)
Source | : | Suar.grid.id,SinarHarian.com.my |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Nesiana |