Grid.ID – Saat ini, Indonesia tengah mematangkan persiapan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan ke-7 Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022. Gelaran tersebut rencananya akan diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dan Bali International Convention Center (BICC) pada 23-28 Mei 2022.
Sebagai informasi, GPDRR merupakan forum multipemangku kepentingan yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali.
Forum ini diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan, dan mendiskusikan perkembangan penanggulangan risiko bencana (PRB) dari setiap negara.
Presiden Joko Widodo direncanakan hadir bersama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, serta delegasi dari 193 negara anggota PBB. Jumlah partisipan GPDRR 2022 diperkirakan mencapai 4.000 orang.
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Infokom PMK) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Wiryanta mengatakan, dipercayanya Indonesia sebagai tuan rumah, menjadi momen untuk memperkuat mitigasi bencana.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Baju Muslim Couple ala Selebriti untuk Lebaran di Tahun 2022, Ada Siapa Saja?
Mitigasi yang dimaksud, termasuk praktik pengurangan resiko bencana, hingga penanggulangan bencana secara global dan nasional.
“Forum GPDRR menjadi ajang kolaborasi untuk tangguh bencana. Indonesia dan seluruh negara di dunia membahas pentingnya mitigasi, belajar praktik baik, dan pengurangan risiko bencana dalam upaya mencapai ketangguhan bencana dan pembangunan yang berkelanjutan,” kata Wiryanta dalam keterangan resmi yang diterima Grid.ID, Selasa (19/4/2022).
Selain itu, ia pun mengatakan bahwa panduan yang jelas untuk mengurangi risiko bencana sangat penting. Sebab, Indonesia berada di ring of fire sehingga lebih rentan terhadap bencana, seperti gunung meletus dan gempa bumi.
Forum tersebut akan dihadiri oleh delegasi yang telah berpengalaman dalam penanganan bencana dari negara-negara di seluruh dunia. Mereka akan berdiskusi dan merumuskan panduan strategis untuk melaksanakan kerangka global pengurangan risiko bencana, yakni Sendai Framework of Disaster Risk Reduction 2015-2030.
Baca Juga: Ajak Masyarakat Hindari Hoaks Terkait Covid-19, Kominfo Berikan Tips Ini
Selain pembahasan strategis tentang mitigasi bencana alam, forum GPDRR juga diharapkan menjadi kesempatan untuk mencari solusi bersama dalam penanganan bencana non-alam, seperti pandemi Covid-19.
Pembicaraan mitigasi tersebut akan membagas studi kasus dari berbagai negara yang telah berhasil melakukan pengendalian Covid-19 dengan baik.
Pembahasan di dalam forum GPDRR akan dibagi dalam empat klaster. Pertama, pembahasan mengenai ancaman bencana alam klaster geologi dan vulkanologi. Gempa bumi dan letusan gunung berapi termasuk dalam klaster ini.
Kedua, pembahasan mengenai ancaman hidrometeorologi kering, yaitu kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.
Ketiga, pembahasan mengenai ancaman hidrometeorologi basah, yaitu banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, dan abrasi pantai.
Keempat, pembahasan mengenai ancaman bencana non-alam, seperti pandemi Covid-19. Koordinator Komunikasi Kesehatan, Direktorat Infokom PMK Maroli J Indarto menegaskan pentingnya pembahasan mitigasi bencana non-alam seperti pandemi Covid-19 karena dampaknya sangat luas dan panjang.
“Forum GPDRR ini harus bisa dimanfaatkan untuk membuat kolaborasi global untuk memitigasi potensi bencana non-pandemi. Kita harus benar-benar belajar dari pandemi Covid-19. Dampak dari bencana non-alam ternyata dapat berdampak sangat luas dan berlangsung cukup lama,” jelas Maroli.
Maroli juga menyampaikan, Indonesia harus mengambil peran dalam hal ini. Mengingat kondisi demografis dan geografis yang dimiliki Indonesia, kolaborasi yang bersifat global akan membantu bencana non-pandemi.
“Kita harus mengambil inisisatif ini. Karena jika kolaborasi global terbentuk dan berjalan dengan baik, manfaatnya akan dirasakan oleh Indonesia dalam menghadapi bencana non-pandemi di kemudian hari,” tegas Maroli.
Negara Asia Pasifik pertama yang jadi tuan rumah
Sejak 2009, pemerintah Indonesia selalu berperan aktif dalam konferensi kebencanaan yang diselenggarakan United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR). Berbagai pertemuan internasional terkait mitigasi bencana pun telah dihadiri.
Pada 2012, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama UNISDR menjadi tuan rumah 5th Asian Ministerial Meeting on Disaster Risk Reduction (AMCDRR). Pertemuan tersebut diselenggarakan di Yogyakarta.
Pemerintah Indonesia, melalui BNPB juga berperan aktif dalam perumusan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR) di Sendai pada 2015.
Namun, pelaksanaan GPDRR tahun ini menjadi lebih bermakna bagi Indonesia. Pasalnya, Indonesia merupakan negara pertama di kawasan Asia Pasifik yang menjadi tuan rumah. Indonesia juga menjadi negara kedua setelah Swiss yang pernah menjadi tuan rumah forum ini.
Mengingat penyelenggaraan GPDRR 2022 masih dalam situasi pandemi, Kepala BNBP Suharyanto menyatakan, pelaksanaan kegiatan GPDRR akan menerapkan sistem bubble. Peserta hanya diperbolehkan beraktivitas di kawasan bubble, yakni Nusa Dua, Bali sebagai tempat pelaksanaan GPDRR 2022.
Para delegasi juga harus memenuhi syarat telah divaksinasi dosis penuh dan memiliki hasil tes polymerase chain reaction (PCR) negatif Covid-19.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyelenggarakan pertemuan internasional ini dengan aman dan nyaman. Oleh sebab itu, protokol kesehatan pun akan diterapkan secara ketat selama pekansanaan acara.
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |