Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri
Grid.ID - Sobat Grid, pernahkah mendengar istilah 'sperminator'?
Julukan 'sperminator' diberikan pada seorang pria asal Maastricht, Belanda, bernama Ed Houben
Bukan tanpa alasan, Ed Houben dijuluki sebagai 'sperminator' lantaran dianggap pria paling subur di Eropa.
Ed Houben mendapatkan julukan 'Sperminator' karena menjadi ayah dari total 106 bayi.
Ed juga dijuluki 'The Babymaker' oleh orang-orang di kotanya.
Hal itu karena tingkat keberhasilan dan reputasi Ed yang luar biasa dalam 'mencetak' bayi.
Melansir Nakita.id via stayathomemum.com.au, Ed mempunyai 'pekerjaan' sebagai seorang pendonor sperma untuk mereka yang ingin mempunyai anak.
Awalnya, Ed selalu menyetor spermanya ke bank sperma, tetapi suatu hari ia memutuskan ingin mencoba sesuatu yang 'lebih pribadi'.
Jadi, lelaki 47 tahun ini mulai membuat iklan di situs web dan mengatakan bahwa ia bisa membawa sperma ke pasangan yang ingin hamil.
Sehingga para pemesan dapat memasukkan spermanya di rumah secara langsung menggunakan sebuah alat.
Ed sudah cukup lama melakukan donor sperma ini dengan cara 'medis', tetapi suatu hari satu pasangan meminta Ed untuk memberikan spermanya kepada sang istri dengan 'cara alami'.
Mulanya Ed ragu, namun setelah pertimbangan selama 15 menit, ia setuju untuk berhubungan intim dengan istri kliennya itu.
Sejak itu, jasa Ed telah diminati dan secara gratis. Dia berhubungan dengan perempuan lajang, istri-istri dalam pasangan yang tidak subur dalam upaya agar mereka mempunyai anak.
Ed yang menggambarkan dirinya sebagai 'pria gemuk yang benar-benar jelek dengan kacamata' mengklaim sebelumnya, ia sama sekali tidak berhubungan intim selama 10 tahun.
Ia mengatakan perempuan yang pernah memakai jasanya tidak pernah terdengar lagi kabarnya.
Dia mengatakan alasan utama dia tidak menghubungi kembali kliennya karena pasangan tersebut takut Ed menginginkan untuk terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka.
Selama ini tidak ada tanda tangan kontrak untuk hal-hal seperti hak asuh anak atau tuntutan lainnya.
Sehingga sampai saat ini tidak ada yang menggugatnya untuk tunjangan anak.
Meskipun sudah memiliki begitu banyak anak (dan jumlahnya akan terus meningkat ketika dia terus menyumbangkan spermanya), Ed memiliki harapan untuk menetap dan memiliki keluarga sendiri suatu hari nanti.
Sebenarnya, ini merupakan jasa 'sewa rahim' dimana Ed merupakan sang pendonor bagi mereka yang membutuhkan anak.
Selain menggunakan inseminasi buatan atau Artificial Insemination (ICI and IUI), mendonorkan sperma juga bisa dilakukan dengan cara superovulasi & inseminasi intrauterin serta bayi tabung.
Mengutip Grid Health, cara superovulasi & inseminasi intaurine berarti penerima donor akan mengonsumsi obat kesuburan untuk meningkatkan peluang keberhasilan dari donor sperma yang diterimanya.
Sedangkan cara bayi tabung pada dasarnya seperti proses pada umumnya.
Setelah sel telur dan sperma dipanen atau diperoleh, mereka disatukan di lingkungan laboratorium untuk memungkinkan sperma membuahi sel telur.
Tapi tentu cara bayi tabung ini harus dilakukan dengan bantuan para ahli.
(*)
Korban Aniaya Chandrika Chika Diperiksa Polisi sambil Kesakitan, Bingung Tiba-tiba Dihajar sampai Patah Tulang, Nggak Kenal!
Source | : | nakita.grid.id,Grid Health |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Mia Della Vita |