"Masyarakat jangan jumawa, jangan lupa masker. Kalau demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan tetap harus waspada."
"Memiliki antobodi bukan jaminan tidak bisa menulari ke orang lain. Apalagi jika di lingkungan sekitar pemudik ada lansia yang belum divaksin," tandas Abraham.
Sebagaimana diketahui bahwa sero survei ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI).
Survei ini sengaja dilakukan menjelang Lebaran 2022, untuk kemudian menjadi pedoman pemerintah membuat aturan terkait mudik.
Abraham menyebut bahwa antibodi yang sudah terbentuk dapat menjadi salah satu cara menekan angka penyebaran virus.
"Kalkulasi secara ilmiah, risiko lonjakan kasus akibat mudik bisa teredam dengan tingginya antibodi masyarakat daerah asal mudik,” kata Abraham.
Survei ini dilakukan di 21 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali yang banyak dijadikan tujuan mudik Lebaran 2022.
“Antibodi Covid-19 sudah 99 persen adalah hasil studi ilmiah terhadap 21 kabupaten/kota asal mudik di Jawa-Bali," sambung Abraham., dikutip dari Wartakota.live.
(*)
Source | : | Wartakota,covid-19.go.id |
Penulis | : | Citra Widani |
Editor | : | Silmi |