Grid.ID – Mioma dan kista ovarium merupakan mimpi buruk bagi perempuan. Meski memiliki tingkat kematian rendah, kedua penyakit tersebut dapat menimbulkan gangguan reproduksi atau infertilitas.
Infertilitas sendiri merupakan salah satu penyebab utama perempuan sulit hamil. Seseorang dapat dikatakan mengalami infertilitas apabila belum mampu memiliki anak meski telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu satu tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Menurut beberapa studi, mioma dan kista ovarium menjadi salah satu faktor penyebab infertilitas pada perempuan.
Sebagai informasi, mioma adalah tumor jinak yang tumbuh di rongga atau dinding rahim. Bentuk dan ukurannya pun bervariasi. Mioma dapat menyebabkan infertilitas pada perempuan dengan persentase 27 persen.
Baca Juga: Dinda Kirana Jalani Operasi Pengangkatan Kista Ovarium, Adakah Cara Alami Mengobati Kista?
Sedangkan kista ovarium adalah benjolan yang tumbuh di area ovarium. Berbeda dengan mioma yang padat, kista berbentuk kantung cair yang berisi darah, nanah, udara, atau jaringan tubuh.
Kista ovarium memiliki beberapa jenis, yaitu kista fungsional, kista dermoid, kista cystadenomas, endometriosis, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Biasanya, jenis kista ovarium yang sering menyebabkan gangguan kesuburan ditemukan pada perempuan yang mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan endometriosis. Jenis kista ini dapat mengganggu proses ovulasi dan menimbulkan pertumbuhan jaringan abnormal yang memengaruhi fungsi ovarium.
Meski demikian, efek samping mioma dan kista ovarium yang mengganggu kesuburan dapat dicegah. Dengan langkah perawatan dan pengobatan yang tepat, perempuan penderita mioma dan kista ovarium tetap memiliki peluang untuk hamil.
Baca Juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Miom dan Kista yang Wajib Diketahui Wanita
Pengobatan dengan Jamur Dewa
Selain prosedur operasi, ada beragam bahan dan obat tradisional alami yang dapat membantu mengecilkan benjolan mioma dan kista ovarium. Salah satunya adalah Jamur Dewa (Agaricus blazei Murrill/AbM).
Jamur Dewa merupakan tanaman asal Brazil dan saat ini telah dapat dibudidayakan di Indonesia. Satu-satunya perusahaan yang mampu menyediakan fasilitas budidaya Jamur Dewa di Indonesia adalah PT Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) yang berlokasi di Lawang, Malang, Jawa Timur.
Jamur Dewa atau lebih familiar disebut Jamur Agaric oleh ASIMAS dipergunakan untuk menangani berbagai keluhan penyakit, mulai dari mioma, kista ovarium, hingga mencegah pertumbuhan sel kanker.
Khasiat Jamur Dewa untuk kesehatan sebenarnya sudah mulai diteliti sejak lebih dari setengah abad lalu oleh peneliti di Jepang. Di Jepang, jamur ini dikenal dengan sebutan himematsutake.
Penelitian awalnya dilakukan oleh Takatoshi Furuomoto pada 1960, kemudian diteruskan oleh peneliti-peneliti lainnya.
Pada 1995, peneliti asal Jepang, Takashi Mizuno, menemukan manfaat Jamur Dewa untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Hasil temuan itu ia rangkum dalam laporan penelitian berjudul “Agaricus blazei Murrill medicinal and dietary effects”.
Penelitian itu menyimpulkan bahwa Jamur Dewa dapat meningkatkan sistem imun tubuh, mengurangi kadar kolesterol, mencegah osteoporosis, meredakan kelelahan fisik, emosional (stres), dan mengobati masalah sistem pencernaan dan peredaran darah serta yang terpenting melawan pertumbuhan sel abnormal seperti tumor dan kanker.
Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Ohno, et. al. (2011) dan Chihara, et. al. (1992) menyebutkan bahwa bagian tubuh Jamur Dewa kaya akan kandungan senyawa polisakarida, yaitu Beta (β)-D Glucan. Bahkan Jamur Dewa mengandung 2 senyawa Beta (β)-D Glucan, yaitu 1,3 Beta (β)-D Glucan & 1,6 Beta (β)-D Glucan, di mana 2 senyawa Beta (β)-D Glucan tersebut tidak ditemukan pada jamur dan tanaman lainnya.
Baca Juga: Bisa Jadi Petaka Buat Wanita, 4 Makanan Lezat ini Bisa Tingkatkan Risiko Munculnya Kista!
Senyawa Beta (β)-D Glucan diketahui memiliki sifat antitumor dan imunomodulator atau dapat memperbaiki sistem imun, termasuk antimutagenik dan antioksidan.
Pada kasus penyakit mioma dan kista ovarium, kandungan senyawa Beta (β)-D Glucan pada Jamur Dewa dapat menekan pertumbuhan sel abnormal agar mioma dan kista tidak membesar, serta membantu mengecilkan benjolan yang telah tumbuh.
Selain itu, kandungan Beta (β)-D Glucan pada Jamur Dewa juga berfungsi sebagai “penanda bahaya” apabila ada sel asing atau abnormal yang berkembang di dalam tubuh, seperti tumor, mioma, kista, dan kanker.
Ketika sel abnormal terdeteksi, Beta (β)-D Glucan akan memberantas sel tersebut dengan cara menempel dan merangsang sel untuk menyerang diri sendiri. Proses ini disebut dengan program bunuh diri sel atau apoptosis.
Kemudian, Beta (β)-D Glucan akan membantu sel imun tubuh untuk mengenali sel asing atau abnormal. Jika sel asing tersebut muncul kembali, sistem imun secara otomatis akan menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel asing tersebut.
Kemampuan Jamur Dewa dalam melawan perkembangan sel tumor dan kanker membuktikan bahwa kandungan jamur ini juga efektif digunakan untuk terapi mioma dan kista ovarium dengan prinsip kerja yang sama.
Selain itu, sifat antioksidan dan imunomodulator yang terkandung dalam Jamur Dewa mampu memperbaiki sel-sel dalam tubuh, mencegah penyakit komplikasi atau degeneratif, dan meningkatkan fungsi imun tubuh sehingga badan terasa lebih fit dan segar.
Manfaat lain Jamur Dewa untuk kesehatan
Selain mampu mengobati dan mencegah pertumbuhan mioma dan kista ovarium, Jamur Dewa rupanya memiliki berbagai manfaat untuk pengobatan berbagai jenis penyakit kronis. Ini penjelasannya.
1. Jamur Dewa untuk Pengobatan Kanker
Menurut penelitian berjudul “Medicinal Mushrooms for Immune Enhancement: Agaricus Blazei Murill, Discover the Beta Glucan Secret” (2001), Jamur Dewa memiliki sifat antikanker dengan nilai pemulihan total tertinggi dibandingkan dengan jamur lain yang diteliti, yaitu sebesar 99,4 persen.
Bahkan, sebuah penelitian in vitro terhadap potensi antikanker Jamur Dewa hasil budidaya PT Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) pada 2011 menunjukkan ekstrak Jamur Dewa efektif menghambat pertumbuhan sel kanker rahim (serviks) yang disebut sel HeLa.
Penelitian yang dilakukan bekerja sama dengan Dr dr Misgiati, A.Md, S.Pd, M.Pd (2012) tersebut menunjukkan bahwa suatu senyawa atau ekstrak dikatakan memiliki efektifitas antikanker jika nilai uji sitotoksik IC50 < 1000 µg/ml dan hasil dari uji sitotoksik ekstrak Jamur Dewa (AbM) terhadap pertumbuhan Sel HeLa penyebab kanker serviks berada pada nilai IC50 = 194,44 µg/ml. Hal ini memunjukan bahwa ekstrak Jamur Dewa memiliki efektifitas dan berpotensi menjadi obat kanker serviks.
Sedangkan menurut uji praklinis eksperimen di dalam tubuh specimen (in vitro dan in vivo) oleh Yu, et. al., (2009), Jamur Dewa terbukti menghambat pertumbuhan dari sel kanker dan meningkatkan aktivitas imun.
Baca Juga: Waspada! 6 Gejala Miom Ini Pantang Kamu Abaikan, Wanita Wajib Tahu loh
Pada mencit yang diberi transplantasi (Xenograft) Sel Kanker Prostat (PC3 Tumor Cell) menunjukan bahwa dengan pemberian ekstrak Jamur Dewa yang kaya akan β-D Glucan mampu meningkatkan jumlah apoptosis Sel PC3 dalam cawan petri secara in vitro dan menghambat pertumbuhan Xenograft Sel Kanker PC3 tanpa menyebabkan efek samping pada mencit tersebut.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Department of Medical Oncology Beckman Research Institute menunjukkan bahwa terapi menggunakan ekstrak Jamur Dewa memiliki efek yang potensial terhadap pengobatan kanker prostat pada pria.
Penelitian tersebut melibatkan 36 pasien pria yang diberi ekstrak Jamur Dewa dengan dosis awal 8 gram dan bertingkat hingga 14 gram. Setelah tiga bulan terapi, sepertiga pasien mengalami penurunan kadar antigen spesifik prostat (PSA).
Beberapa pasien juga ada yang mengalami Respon Tuntas, yang berarti nilai PSA turun sangat drastis sampai pada kadar “tidak terdeteksi”. Respon Tuntas yang dialami pasien pun bertahan hingga 30-49 bulan.
Penelitian lain menyimpulkan Jamur Dewa mampu mengurangi risiko kanker payudara jika digunakan dalam jangka panjang. Dalam penelitian in vitro tersebut, pemberian fraksi polisakarida dari ekstrak Jamur Dewa terbukti mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara yang disebut MCF 7-Cells. Bahkan, Jamur Dewa juga memberikan efek atau respons yang positif dan mampu mengurangi risiko kanker payudara saat penggunaan jangka panjang, menurut Jiaoyuan Li, et. al. (2014).
2. Jamur Dewa untuk Pengobatan Diabetes
Selain bersifat antikanker, ekstrak Jamur Dewa juga terbukti dapat mengontrol kadar gula dalam darah.
Sebuah penelitian menunjukkan, pemberian ekstrak Jamur Dewa dengan dosis mulai dari 400 gram mampu menurunkan kadar gula darah secara efektif, bahkan hampir setara dengan efek obat antidiabetes.
Selain itu, kandungan Beta (β)-D Glucan pada Jamur Dewa juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Hal ini membuat kinerja pankreas lebih efektif sehingga dapat mengurangi resistensi insulin pada penderita diabetes tipe II.
3. Jamur Dewa untuk Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kolesterol tinggi, kerusakan endotel pada pembuluh darah, dan sistem imun tubuh yang lemah.
Penelitian yang dilakukan oleh PT. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) bekerja sama dengan Dr dr Dicky Kurniawan Tontowiputro, SH, Sp.PD, FINASIM pada 2017 membuktikan bahwa ekstrak Jamur Dewa memiliki efek yang signifikan sebagai ateroprotektif.
Sifat ateroprotektif dapat diartikan sebagai pelindung endotel pada pembuluh darah, serta mencegah terjadinya pengapuran pembuluh darah yang dapat memicu PJK dan stroke.
Jamur Dewa juga mampu mencegah penyakit arterosklerosis dengan mekanisme kerja menurunkan tingkat oksidasi sel melalui penurunan produksi enzim Lp-PLA2, meningkatkan ekspresi sel T regulator (CD4+, CD25+, FoxP3+), meningkatkan produksi sitokin antiinflamasi TGF-β dan IL-10, serta menurunkan produksi sitokin pro inflamasi IL-17 pada mencit dengan diet tinggi lemak.
Hal tersebut karena adanya kandungan dalam Jamur Dewa berupa senyawa 1,3 - 1,6 Beta (β)-D Glucan yang mampu berikatan dengan TLR-2/1 dan Dectin sehingga berpotensi untuk mengaktifkan sel Treg, menurunkan tingkat oksidasi sel, dan memicu produksi sitokin antiinflamasi.
Melansir laman kesehatan www.immunology.org, sitokin antiinflamasi adalah salah satu jenis protein yang berperan untuk melepaskan dan mengoordinasikan respons imun tubuh agar bekerja secara efektif.
Itulah sederet khasiat Jamur Dewa untuk berbagai pengobatan penyakit. Ekstrak Jamur Dewa yang berkualitas, berstandar dan berkhasiat saat ini dapat dengan mudah diperoleh di PT Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS) dalam sediaan kaplet, kapsul, serbuk dan cair.
ASIMAS memproduksi ekstrak Jamur Dewa tersebut secara modern dan higienis dengan fasilitas produksi yang memenuhi standar Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Good Manufacturing Practice (GMP), Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO), dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).
Selain memiliki kualitas dan mutu produk yang terjamin, produk-produk herbal yang dihasilkan ASIMAS aman untuk dikonsumsi karena sudah mengantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan juga telah dinyatakan halal oleh lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Untuk memperoleh informasi selengkapnya seputar manfaat dan produk-produk herbal yang terbuat dari Jamur Dewa, kunjungi situs web www.agaric.co.id.
Profil Wicky Victor Olindo, Suami Yunita Siregar yang Punya Profesi Mentereng dan Berstatus Duda
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Wandha Nur Hidayat |