Tak hanya itu, kepolosan adik-adik yatim ini terlihat ketika mereka tengah melirik-lirik beberapa potong baju dan sepatu yang tertata pada etalase toko.
Saat adik-adik itu didekati dan diminta memilih baju apa saja yang disukai, Agus mengaku mendengar ada beberapa anak yang mengucapkan: "Boleh kak?", "Tidak dimarahi?", "Tidak apa-apa ini?", "Enggak kok, cuma mau lihat saja".
Salah satu relawan MAI, Fitriddiniyah Alam Nasyrah menyampaikan bahwa tiap anak diberi jatah Rp 500.000 untuk membeli baju.
Dengan demikian, relawan bisa mengarahkan adik-adik yatim untuk mencari baju atau sepatu dengan diskon besar, agar ia bisa mendapatkan banyak barang yang disukai.
Namun, ada seorang anak yang membeli sedikit baju.
Ketika ditanya oleh relawan, ia mengaku ingin memberikan sisa uang untuk diberikan kepada ibunya di rumah.
"Ada adik yang tanya 'sisa uangnya berapa?', ditanya kenapa, alasannya biar bisa dikasihkan ke ibunnya," ujar Fitri saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (31/5/2019).
Tak hanya itu, Fitri bercerita bahwa ada juga adik-adik yatim yang takut naik eskalator, ada yang bingung dan takut memilih barang yang disukai, dan ada juga yang tidak bisa pakai sepatu yang kemudian dipakaikan oleh karyawan mall.
"Ada karyawan yang nangis karena tersentuh hatinya, gemetar semua karena ucapan-ucapan polos dari anak-anak ini," ujar Fitri.
Sementara itu, ketika mereka selesai berbelanja, Agus mengajarkan atau melatih keberanian kepada anak-anak tersebut untuk bayar ke kasir.
Source | : | GridHot.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |