Pola asuh tiger parenting pertama kali diperkenalkan oleh penulis Amy Chua lewat bukunya, Battle Hymn of the Tiger Mother.
Wanita yang merupakan profesor hukum di Universitas Yale, AS ini menulis tentang pengaruh kebudayaan Cina, yang dimilikinya, dalam pola pengasuhannya.
Apa itu Tiger Parenting?
Tiger parenting adalah metode pengasuhan yang bersikap keras dan otoriter secara terang-terangan.
Gaya pengasuhan seperti ini terlihat dingin, menuntut, dan sering kali tidak mendukung secara emosional.
Chua, yang mendeskripsikan dirinya sebagai Tiger Mom, melakukannya dengan cara melarang anak perempuannya menonton televisi, bermain game komputer, menginap, berkencan, atau mendapatkan nilai kurang dari A.
Pesan utamanya adalah keberhasilan akademik wajib dicapai dengan pengorbanan apapun termasuk kekurangan waktu bermain dan kelonggaran lainnya untuk anak.
Namun tiger parenting berbeda dengan otoriter parenting. American Psychological Association (APA) mengatakan, tiger parenting mencakup pola asuh negatif dan positif tingkat tinggi sekaligus.
Misalnya keberadaan aturan ketat sekaligus kehangatan dan dukungan penuh dari orangtua pada anak.
Para tiger mom maupun dad merupakan orang yang mempraktikkan strategi pengasuhan positif dan negatif secara bersamaan.
Banyak Pro Kontra
Gaya pengasuhan Amy Chua menuai pro kontra dari banyak pihak. Ada yang memberikan reaksi keras karena menganggap tiger parenting tidak akan menghasilkan perkembangan yang optimal pada anak.
Banyak yang menilai, bukunya itu hanya ditulis berdasar pengalaman pribadinya. Bukunya tidak didukung penelitian ilmiah yang dapat mempertimbangkan perbedaan antar keluarga dan berbagai kemungkinan hasilnya.
Sementara itu, para pendukungnya berkeras kesuksesan akademis dan musik anak-anak Chua merupakan bukti efektivitas metode ini.
Souzan Swift, PsyD, seorang psikolog di Amerika Serikat mengatakan kesuksesan anak adalah hal utama dan terpenting dalam tiger parenting.
"Anak-anak sering kali menuruti permintaan orangtua mereka karena takut akan hukuman,” jelasnya.
Ia mengatakan anak-anak membutuhkan penerimaan dan cinta dari orangtuanya.
Oleh sebab itu, tiger parenting mungkin saja bisa berpengaruh buruk pada kesehatan mental anak.
Gaya mengasuh ini tampak berniat positif untuk menunjang kesuksesan anak dalam hal akademis.
Namun ini mungkin mengikat harga diri dan penerimaan anak dengan tingkat kesuksesan mereka, yang dapat menciptakan banyak tekanan dan stres.
Main Film Bareng Marsha Timothy Lagi, Vino G Bastian Akui Senang: Gajinya Dobel
Source | : | Kompas.com,elite readers |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Mia Della Vita |