"Terlihat di laptopnya, korban sedang mendengarkan lagu untuk Ost sebuah game dari YouTube," imbuh Auliya.
Polisi juga menemukan obat untuk depresi di kamar Muhtar.
Tuntutan kehidupan, terutama pendidikan yang tinggi memang membuat sebagian orang terbebani hingga merasa depresi.
Dikutip Grid.ID melalui Kompas.com, Sabtu (14/5/2022), Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Teddy Hidayat mengatakan bunuh diri di kalangan akademisi bisa dicegah dengan advokasi pada pihak penentu kebijakan di perguruan tinggi dan pemerintah daerah.
Advokasi dilakukan agar kampus mengakui, kesehatan jiwa termasuk bunuh diri merupakan masalah yang memerlukan perhatian dan komitmen untuk menanggulanginya.
Kemudian lakukan assesment dan mengidentifikasi permasalahan.
Lalu buat alur rujukan dan pelayanan termasuk pembiayaan mulai dari kampus hingga ke tepat pelayanan kesehatan jiwa.
“Ada kampus di Kota Bandung yang memberi layanan kesehatan jiwa untuk mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan sebesar 50 persen. Bagi yang keuangannya terbatas dibebaskan biayanya,” ucapnya.
Upaya penting lainnya adalah pelatihan mental health first aid atau pertolongan pertama pada krisis mental dan bunuh diri. Pelatihan singkat ini berjalan 8-16 jam.
Pelatihan dirancang bukan untuk melatih peserta menjadi terapis, tetapi memberi peserta pengetahuan mengenai tanda-tanda krisis mental seperti bunuh diri, mencederai diri, dan panik.
“Juga dipelajari keterampilan membantu seseorang yang tengah mengalami krisis mental sampai dapat diatasi,” tuturnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jabar |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Ayu Wulansari K |