Menurutnya, anaknya memang suka hal baru yang memberikan tantangan yang lebih sulit, sehingga sampai akhir hayatnya, dia belum pernah bercerita bercita-cita sebagai apa.
Almarhum masuk di ITB pada tahun 2014, setelah menempuh pindidikan selama empat tahun, dia lulus.
Kemudian, almarhum kembali melanjutkan pendidikan S2 di ITB dengan mengambil jurusan mikro elektronika.
Baru dua semester menempuh masa studinya, dia ditemukan tidak bernyawa di kamar kostnya.
Menurut Siman, anaknya itu tidak memiliki daya ingat yang baik, tapi dia rajin dan mau belajar serta berusaha.
"Anak saya pernah bilang, jika ingatannya gak bagus, tapi dia orangnya sregep (rajin),"
"Jika teman-temannya satu kali baca langsung ingat, dia mungkin butuh beberapa kali baca dulu," ucapnya.
Meninggalnya MA meninggalkan kedua orang tuanya dan tiga adiknya, jenazah almarhum saat ini sudah dikebumikan di TPU yang tidak jauh dari rumahnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,Grid.ID |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nesiana |