Laporan Wartawan Grid.ID, Novia
Grid.ID - Rasa cemas dan gangguan mental belakangan ini tengah menjadi perbincangan hangat.
Saat ini, kondisi psikologis sangatlah penting untuk semua orang.
Hanya saja, kondisi ini masih banyak orang yang tak menyadari gejalanya.
Padahal gangguan mental dan kecemasan ini kerap dipicu dari hal-hal sepele.
Tak disadari banyak orang, hal-hal kurang baik ini terus menerus dilakukan secara berulang.
Nah, agar kesehatan psikologis tetap terjaga, yuk perhatikan penjelasan sosok psikiater berikut ini.
Dikutip dari Pinkvilla.com, Selasa (17/5/2022), dr. Jyoti Kapoor seorang psikiater mengungkap adanya dampak yang luar biasa dari gangguan kecemasan.
Terkait kesehatan mental, ia memaparkan masalah signifikan, terutama pada remaja.
Seperti diketahui, remaja saat ini disebutkan tidak dapat hidup sesuai dengan naluri alaminya.
Hal ini dikarenakan mereka tidak dapat terhubung secara fisik dengan teman sebaya sejak pandemi covid-19 berlangsung.
Itu sebabnya, mereka tidak dapat mengikuti rutinitas disiplin yang teratur, dari bangun hingga tidur lagi.
Bahkan untuk pola makan dan pergi ke sekolah pun sangat tidak teratur.
Saat ini anak-anak dan remaja, terlalu banyak melakukan aktivitas online untuk menjaga diri.
Dari kegiatan yang dijalani, semuanya memiliki efek yang luas pada kepribadian mental yang sedang berkembang.
Banyak anak-anak dan remaja yang akhirnya kehilangan sosok penting dalam hidupnya pasca pandemi covid-19.
Tentu saja, ini semakin berdampak pada gangguan kecemasan dan ketakutan mereka.
Kondisi pasca pandemi pada akhirnya memiliki potensi untuk membangun kepribadian yang cenderung cemas dalam lingkungan sosial.
Dr. Jyoti Kapoor menyampaikan anak-anak remaja akan lebih memilih dunia maya daripada dunia nyata.
Kemungkinan buruknya, mereka memiliki fobia yang signifikan tentang penyakit, rasa tidak aman, yang memicu gangguan stres.
Ini membuat peran orang tua sangat penting bagi anak-anak mereka.
Agar tumbuh kembang buah hati kembali terfokus dengan menanamkan sikap positif dan rasa aman.
Saat anak-anak mulai banyak menanggung kecemasan, ada baiknya melakukan filosofi positif toleransi dan ketahanan.
Hal ini bisa dilakukan dengan menginspirasi orang lain, mempertahankan iman dan menjadi lebih kuat dengan kesulitan.
Selain itu, orang tua perlu fokus pada peluang yang dihadirkan oleh sebuah tantangan.
Sehingga kita dapat mempelajari pelajaran dan berubah menjadi lebih baik!
(*)
Denny Cagur Ungkap Kenangan Tak Terlupakan dengan Nurul Qomar: Dia Pelawaknya Para Pelawak
Source | : | pinkvilla.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari K |