Rupanya Rasputin belum benar-benar mati, Yusupov pun berusaha melepaskan diri kemudian melarikan diri dan pergi menaiki tangga, Rasputin pun mengikuti.
Dari memoar Yusupov, tampak bahwa Purishkevich menembak satu kali, meleset dari sasaran, lalu mencoba lagi, dan meleset lagi.
Adalah peluru ketiga dan keempat yang berhasil mengenai kepala Rasputin hingga jatuh di salju.
Setelah ditembak dua kali, rahib gila itu pun tumbang.
Merasa yakin bahwa akhirnya dia telah tewas, pangeran terhormat tadi menendang dan menyiksanya.
Dia membawa jenazah Rasputin ke sungai Neva, lalu melemparnya ke lubang dalam es serta membenamkannya ke air yang dingin.
Mereka hampir tidak percaya bahwa Rasputin masih bernapas seperti sedia kala.
Ketika tubuhnya diangkat dua hari kemudian, tangan kanannya terletak di atas dadanya dengan tiga jemarinya memberi tanda pengampunan.
Ramalan tentang apa yang akan terjadi setelah kematian dan kutukannya terhadap para pembunuh di atas segera terlaksana seiring dengan pecahnya Revolusi Rusia tahun 1917.
Sesama saudara saling bunuh dan tak ada lagi penguasa terhormat di Rusia.
(*)
Source | : | intisari,Tribun Bangka |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Mia Della Vita |