Grid.ID - Kisah pilu dialami wanita yang harus menjalani pernikahan singkat, yakni 8 hari saja.
Pernikahan seorang wanita bernama Eka Rufaedah dengan dosen pengidap OCD atau Obsessive Compulsive Disorder sempat viral di media sosial.
Pasalnya, wanita yang hanya menikah 8 hari dengan suaminya itu mengungkap pilu hatinya lewat akun Twitter miliknya.
Lantas seperti apa bagaimana kisah pilu tersebut dapat dialami oleh Eka Rufaedah?
Dilansir dari cuitan Twitter @EkaRufaedah yang diunggah pada 21 April 2022 lalu, terungkap penyebab perceraian yang cukup memancing emosi warganet.
Semula, Eka menceritakan awal perkenalannya dengan sang mantan suami melalui jalur ta'aruf.
"Aku menikah dengan seorang Dosen bergelar doktor pada sebuah kampus swasta di jakarta. Kami menikah pada tanggal 06 maret 2022, Namun pada tanggal 14 maret dia menceraikan aku. Alasannya? Sangat sepele. Berawal dari pakaianku tidak sengaja mengenai nasi yang akan dia makan," tulis akun tersebut.
Lebih lanjut, Eka kembali mengungkap awal mula kisahnya.
"Aku mengenalnya dengan cara taaruf.
Pada tanggal 26 februari sebuah CV taaruf masuk melalui email ku. Dan keesokan harinya pada tanggal 27 februari kami nadzor (bertemu).
Saat bertemu aku mengajak salah seorang teman ku, dan dia mengajak kedua orang tua beserta adik-adiknya. Hal tersebutlah yang membuat ku yakin bahwa dia adalah pria baik-baik," ujarnya.
Eka pun mengungkap ciri-ciri pria yang sempat membuatnya tertarik itu.
"Ku ketahui dari CV yang ia berikan padaku, bahwa ia adalah seorang tenaga pengajar profesional pada sebuah universitas swasta di Jakarta.
Dan yang menariknya, ia adalah lulusan dengan predikat cumlaude, dan tentunya dengan banyak sekali prestasi. Terbukti dari banyaknya karya tulis yang telah dibukukan dan dijual banyak di pasaran," ujarnya.
Pria yang baru dikenalnya itu pun langsung bersedia menemui orang tua Eka sebagai tanda keseriusannya.
Dari pertemuan tersebut, orang tua pria meminta proses pernikahan dilangsungkan dengan cepat, yakni lamaran tanggal 6 Maret dan akad di tangal 13 Maret. Sementara acara resepsi di rumah calon suaminya pada 20 Maret.
Mengingat segala biaya pernikahan ditanggung oleh keluarga pria, akhirnya keluarga Eka pun menyetujui.
Namun, pria tersebut meminta dirinya untuk tinggal di Karawang setelah menikah dengan alasan mempersiapkan segala kebutuhan pernikahan.
Akhirnya, ia diputuskan menggelar akad nikah lebih cepat, yakni tanggal 6 Maret untuk menghindari hal buruk.
Kehidupan pernikahan yang sebenarnya pun dimulai. Setelah menikah Eka langsung mengetahui sang suami ternyata mengidap OCD dan tempramental.
"Di tanggal 8 aku mengetahui suatu hal, yakni ternyata suamiku ini OCD, dan bagiku itu bukanlah hal yang aneh dan tidak masalah untukku. Dan aku merasa biasa saja. Terlihat dari pola hidup dia yang harus serba steril, tidak boleh menyentuh barang sembarangan, dll.
Sejak aku tinggal serumah dengannya, ku ketahui dia adalah seorang yang sangat tempramental dan tidak dapat mengatur emosi. Saat sore hari ditanggal 8, sambil mencabuti uban di kepalanya, ku coba sampaikan agar dia menemui seorang psikolog untuk konsultasi, namun dia menolak," ungkapnya.
Tanggal 10 Maret, Eka dan sang suami dinyatakan positif Covid-19 dan sang suami dirawat di rumah sakit karena disertai demam. Selama itu, Eka selalu menyiapkan seluruh kebutuhan sang suami yang harus serba steril.
Pada tanggal 12 Maret, sang suami minta disiapkan makanan. Akan tetapi, saat tak sengaja pakaian Eka menyentuh nasi yang disajikan, sang suami langsung marah dan berkata nasi tersebut tak bisa dimakan. Eka pun tertunduk menangis dan minta pulang karena merasa letih.
Bukannya melarang, sang suami justru langsung menyuruh istrinya pulang.
"Dan dia menjawab, "sana pulang!" kenang Eka.
Namun, karena ditahan oleh mertuanya, Eka lantas tinggal sementara di rumah sang mertua. Keesokan harinya, Eka justru kembali diusir oleh sang suami.
"Keesokan harinya, sekitar pukul 3 dini hari, yakni hari Minggu. saat itu aku baru selesai tahajud dan dia terbangun. Dia bilang padaku, "katanya mau pulang, mana? Masih aja ada disini. Ayo sana pulang". Seketika itu juga aku menangis kembali. Yaa rabb, kenapa aku bisa menikah dengan pria seperti ini...," kenangnya.
Eka dan suami lantas kembali ke rumah dan setibanya di rumah, ia lantas menanak beras.
"Kamu udah cuci dulu pancinya?" tanya suami Eka.
Eka mengatakan telah mencuci bersih panci tempat menanak nasi, tapi sang suami marah saat melihat kondisi panci yang masih basah sudah dimasukkan beras.
"Buang berasnya, kalau masak nasi tunggu pancinya kering. jangan kering dilap pakai tisu, harus kering sendiri," ucap sang suami.
Setelah kejadian beras, ada peristiwa lain yang membuat Eka kena marah suami lantaran meletakkan bantal di paha sebab sedang kram perut karena PMS.
Keesokan harinya, sang suami mengatakan ingin berpisah dan menyuruh Eka pulang ke rumah orang tuanya. Namun, Eka tak pulang ke rumah orang tuanya dan pilih menginap di kediaman temannya.
.
Keesokan harinya, sang suami berkirim pesan berisi talak 1 untuk Eka. Alhasil, ia pun memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya.
Namun pada tanggal 16 Maret, sang suami minta untuk rujuk dan Eka menyetujuinya.
Sekembalinya Eka di rumah sang suami, sikap dingin didapatkannya.
Pada malam hari, Eka memberanikan diri untuk membuka ponsel milik sang suami.
Betapa kagetnya ia lantaran melihat isi chatnya dengan sang adik serta foto-foto mesra suaminya bersama mahasiswinya.
Baca Juga: Bikin Merinding, Ini Pesan Ayahanda Nassar untuk Musdalifah
"Pada saat tengah malam, aku beranikan diri untuk membuka HP miliknya. Saat itu ku baca pesan yang dia kirimkan pada adiknya yang berisikan "males gua tau si eka balik lagi ke sini, jijik". Aku yang membaca itu rasanya sakit hati sekali.
Ku ketahui juga dari galeri HP miliknya, ada foto dia bersama perempuan lain yang ternyata itu adalah mahasiswanya. Foto berpelukan, foto cium pipi, dan foto lainnya. Saat itu aku sudah tak bisa berfikir apapun," ungkapnya.
Pada tanggal 17, sang suami mengajak Eka bertemu notaris untuk menandatangani surat pisah harta. Lalu di tanggal 19, sang suami berkata akan meresmikan pernikahan mereka di KUA. Namun setelah sah secara negara, dia memintaku untuk menggugat cerai.
Eka menolak permintaan itu karena menganggap pernikahan bukan permainan.
"Justru karena ini bukan permainan, saya mau cerai dari kamu. Saya tuh gak cinta sama kamu, dan inget ya meski saya rujuk kembali sama kamu, saya tidak akan memberi kamu nafkah batin." ucap suami Eka padanya.
Keesokan harinya, sang suami meminta Eka kembali pulang ke rumah orang tuanya dan melayangkan talak kepadanya.
"Dia bilang "saya usir kamu sekarang juga, dan saya talak kamu sekarang. Kita sudah tidak sah sebagai suami istri"," tulis Eka.
Eka pun hanya diantar sang suami sampai naik bus Primajasa jurusan Cikarang-Bandung tanpa dikembalikan kepada orang tuanya dengan cara baik-baik.
Sedih mengetahui nasib pilu melanda kehidupannya, Eka juga mendapat ancaman dari sang suami melalui chat WA untuk tidak menceritakan semuanya kepada siapapun.
"Dia pun meminta ku untuk tidak menceritakan apa yang terjadi pada orang lain, dan jika aku tetap menceritakannya dia akan membawa hal ini ke ranah hukum" pungkasnya.
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya