Sampai akhirnya menyebar ke jaringan atau organ tubuh lainnya.
Data Globocan 2018 tentang Epidemiologi kanker di Indonesia menyebut bahwa kematian akibat kanker payudara, yang berawal dari tumor, ada di posisi kedua setelah kanker paru.
Tercatat 70 persen dari pasien kanker payudara memeriksakan diri ke dokter dalam kondisi stadium lanjut sehingga berpengaruh pada peluang pengobatannya.
Akan tetapi, ada yang tergolong tumor payudara jinak sehingga kesembuhannya lebih tinggi jika cepat ditangani.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala tumor payudara sejak dini dan mendapatkan pengobatan terbaik, seperti Marshanda.
Nah, kita bisa melakukan deteksi dini tumor payudara dengan beberapa langkah sederhana.
Berikut metode Periksa Payudara Sendiri (Sadari):
1. Perhatikan payudara bai-baik di depan cermin, luruskan kedua tanga ke bawah. Kemudian, cek bila ada perubahan bentuk atau benjolan. Namun, perlu diketahui bahwa payudara kanan dan kiri juga bisa jadi tidak sama persis (bentuk dan ukuran).
2. Angkat kedua tangan ke atas sampai belakang kepala dan tekan, ulangi pemeriksaan seperti sebelumnya.
3. Tekan kedua tangan ke pinggul dan gerakkan siku ke depan sambil mengangkat bahu. Dengan cara ini maka otot dada akan tegang, sehingga benjolan atau cekungan mudah terlihat.
4. Angkat tangan kiri dan raba payudara dengan tangan kanan secara memutar, atas ke bawah dan tengah ke luar. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kanan.
5. Pencet perlahan daerah sekitar puting dan perhatikan bila ada cairan tidak normal yang keluar.
6. Berbaringlah dengan tangan kiri di bawah kepala, letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan. Kemudian, raba seluruh permukaan payudara. Lakukan hal serupa untuk payudara sebelah kanan.
7. Cek payudara atas dekat ketiak, sebab daerah ini seringkali muncul tumor payudara. Pemeriksaan dianjurkan saat mandi karena air dan busa sabun bisa mempermudah saat meraba kondisi payudara.
(*)
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |