Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Sudah seminggu masyarakat Indonesia menanti kabar dari Emmeril Kahn, putra sulung Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss.
Kedatangan Emmeril Kahn untuk mencari pendidikan S2 di Swiss justru berakhir tragis.
Emmeril Kahn memang belum menyelesaikan tugas akhirnya di ITB (Institut Teknologi Bandung), namun, dosen pembimbing mengatakan bahwa hal yang dilakukan Eril, yakni mencari universitas untuk melanjutkan S2 sebelum lulus sudah banyak dilakukan alumni lain.
Hal ini dilakukan mahasiswa untuk kemudian dapat mendiskusikan calon universitas S2-nya kepada dosen di Indonesia sekaligus untuk meminta surat rekomendasi.
Dosen pembimbing Emmeril Kahn, Ir. Indrawanto, PHD mengatakan bahwa Eril termasuk mahasiswa cerdas yang memiliki topik untuk tugas akhir yang terbilang baru.
"Saya adalah dosen dari saudara Eril, dan saat ini saya menjadi pembimbing tugas akhir dari saudara Eril, yang mana saudara Eril ini mengambil topik tugas akhir berupa soft robot."
"Soft robot adalah robot lunak, yang mana terbuat dari material lunak, yang mana prinsip kerjanya dikerjakan oleh saudara Eril itu adalah soft robot 2 jangkar."
"Yang mana gerakannya itu akan seperti ulat yang bergerak dengan menekuk dan meluruskan badannya, dengan begitu dia bisa maju," tutur Indrawanto, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Rabu (1/6/2022).
"Topik yang dikerjakan saudara Eril ini merupakan topik yang baru, sesuatu yang belum banyak dikerjakan oleh orang," lanjutnya.
Putra Gubernur Ridwan Kamil itu mengangkat tema tentang robot lunak yang nantinya dapat digunakan di dunia medis untuk mendeteksi penyakit pasien.
Tentu apa yang dikerjakan Eril diharapkan dapat segera direalisasikan, sehingga dapat membantu para tenaga medis menganalisa penyakit pasien.
"Robot lunak yang bisa berinteraksi dengan manusia, yang fungsinya nantinya untuk robot kesehatan."
"Robot ini bisa dimasukkan ke saluran pencernaan dan pernapasan untuk melakukan observasi dalam tubuh manusia," sambung sang dosen.
Ia juga memaparkan bahwa Eril termasuk mahasiswa yang rajin bimbingan dan selalu menemuinya untuk mengkonsultasikan karya akhirnya.
"Di awal bimbingan dia cukup rajin ya, teratur bertemu dengan pembimbing," tutur Indrawanto.
Selaku dosen pembimbing, ia berharap Eril dapat kembali dengan selamat dan dapat merealisasikan karya fantastisnya.
"Seandainya Eril bisa ditemukan tentunya dalam kondisi yang selamat tentunya, saya akan gembira sekali, itu harapan saya sebagai seorang pembimbing."
"Namun apabila ditemukan dalam kondisi yang lain, saya tentunya sangat berduka."
"Sungguh sangat berduka sebagai seorang pembimbing yang ingin mengantarkan anak bimbingnya untuk bisa sukses, lulus dari Institut Teknologi Bandung ini," tuturnya.
(*)
Source | : | Youtube |
Penulis | : | Citra Widani |
Editor | : | Ayu Wulansari K |