Pembunuhan itu secara luas dianggap sebagai 'kejahatan paling mengerikan' di negara Malaysia selama bertahun-tahun.
Kasus ini menyebabkan pernyataan Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi tentang kemungkinan mempublikasikan daftar pelaku kejahatan anak-anak terpidana.
Awalnya, Inspektur jenderal kepolisian Musa Hassan mengatakan bahwa ia akan menyelidiki apakah orang tua Nurin lalai, suatu pelanggaran yang dapat menyebabkan tuduhan berdasarkan Pasal 33 dari Child Act 2001.
Usulan itu memicu kecaman publik, terlebih yang paling menonjol dari Lee Lam Thye, ketua Yayasan Pencegahan Kejahatan Malaysia.
Lee Lam Thye mengatakan bahwa menghukum orang tua lebih jauh tidak adil.
Terkait dengan pembunuhan keji itu, agen federal menyerbu sebuah toko di Bagian 7, Shah Alam, di mana mereka menangkap empat pria dan seorang wanita antara usia 27 dan 35 pada tanggal 28 September.
Wanita itu dibebaskan setelah ditanya, sementara yang lain diserahkan ke tahanan polisi selama tujuh hari.
Namun, mereka dibebaskan tanpa syarat tiga hari kemudian karena kurangnya bukti.
Polisi kemudian memberi imbalan 10.000 Ringgit Malaysia (sekitar Rp 35 juta) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan pembunuh Nurin.
Seorang pengusaha swasta anonim setuju dan memberi tambahan 10.000 Ringgit Malaysia.
Pada 2 Oktober, polisi menangkap seorang wanita Indonesia di pasar Nilai, Negeri Sembilan.
Mata Nikita Mirzani Sembab Saat Jemput Lolly di Apartemen, Paksa Sang Putri Masuk ke dalam Mobil
Source | : | intisari,Youtube,TheRakyatPost.com |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Silmi |