Sebabnya hanya sedikit pria Guyana yang bisa memastikan jika anak yang dilahirkan istrinya adalah anaknya sendiri.
Itulah sebabnya keluarga ini akan pusing menentukan siapa sebenarnya ayah dari anak yang dilahirkan oleh mempelai wanita.
Sayangnya seperti kebudayaan lainnya, konsep ini sudah merambah ke alam bawah sadar masyarakat Guyana, dan siapa anak pertama tidak lagi penting.
Karena merupakan kebiasaan tradisional juga, beberapa suku di negara Amerika Selatan seperti orang Caingang di Brasil dan orang Siriono di Bolivia yang memberikan hak kepada pasangan untuk 'berhubungan intim' dengan saudara kandung pasangannya.
Artinya seorang suami bisa secara terbuka berhubungan intim dengan saudara perempuan istrinya, dan seorang istri bisa berhubungan intim dengan saudara laki-laki suaminya.
Namun tidak seperti suku-suku Guyana, persatuan suami istri ini berlangsung seumur hidup bagi masyarakat suku Caingang.
Suku ini juga mempertahankan aktivitas intim berkelompok karena mereka percaya jika hal tersebut bisa memperkuat kedekatan orang-orang dari keluarga yang sama.
Hal ini juga yang menyebabkan banyak masalah penyakit menular di masyarakat Caingang.
Namun beruntungnya dengan akses banyak organisasi medis, masalah aktivitas intim berkelompok sudah berkurang.
Namun praktik ini tidak sepenuhnya hilang, karena masih dilakukan secara terbatas di banyak suku di Amerika Selatan.
Artikel ini telah tayang di laman Intisari.id dengan judul
(*)
Source | : | Intisari.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nisrina Khoirunnisa |