Warga kelas menengah yang dulunya bisa merasakan makanan enak, belanja di mall, bahkan liburan ke luar kota, kini pun ikut merasa sengsara.
Seperti yang dialami oleh Miraj Madushanka, salah seorang warga kelas menengah Sri Lanka lulusan akuntan di Jepang yang kini ikut merasakan krisis ekonomi negaranya.
Melansir dari Tribunnews.com via laporan Associated Press, Miraj Madushanka tak pernah mengira dirinya akan membutuhkan jatah makanan dari pemerintah.
Bukan hanya untuk dirinya seorang, jatah makanan dari pemerintah itu bahkan dibutuhkannya demi memastikan keluarganya bisa makan 2 kali sehari.
Krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka, membuat Miraj Madushanka dan warga kelas menengah lainnya perlu berpikir 2 kali dalam memenuhi kebutuhan bakar ataupun makanan mereka.
Mereka saat ini bahkan sedang berjuang untuk mengatur makan tiga kali sehari dan mengurangi porsi makan agar bisa bertahan hidup.
Miraj Madushanka bahkan harus menghabiskan waktunya untuk mengantri membeli bahan bakar yang kini tengah langka, itu pun jika ada.
Sebelum krisis ekonomi melanda Sri Lanka, Miraj Madushanka adalah seorang akuntan berusia 27 tahun yang sekolah di Jepang.
Namun, pada 2018 Miraj Madushanka memutuskan pulang kampung ke Sri Lanka setelah ayahnya meninggal.
Kala itu, ia memutuskan kembali ke Sri Lanka untuk menjaga ibu dan saudara perempuannya.
Usai menyelesaikan studinya di Jepang, Miraj Madushanka kemudian bekerja di bidang pariwisata.
Betrand Peto Menginjak Usia 20 Tahun, Sarwendah Ungkap Harapannya untuk sang Putra
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Rizqy Rhama Zuniar |
Editor | : | Nesiana |