"Keyakinan seperti itu dapat membuat korban berpikir bahwa pelecehan yang dialaminya akibat kesalahan diri sendiri," katanya.
2. Takut risiko
Kemudian, alasan umum korban tidak melaporkan pelecehan seksual adalah karena dia takut adanya timbal balik.
Sebagai contoh, pelecehan seksual dilakukan oleh atasan di tempat kerja.
Maka beberapa korban mengakui bahwa mereka tidak berani speak up karena takut dipecat.
Baca Juga: Mengenal Eksibisionis, Pelecehan Seksual yang Dialami Istri Isa Bajaj Saat Olahraga Pagi
3. Malu
Penelitian oleh Marjorie R. Sable dalam Journal of American College Health pada tahun 2006 juga menyebut bahwa alasan utama korban tidak melaporkan tindakan pelecehan yang karena merasa malu dan bersalah.
"Banyak orang yang menganggapnya sebagai aib," katanya.
Hal tersebut membuat sejumlah korban pelecehan malu ketika mereka laporkan kejadian itu ke pihak berwajib.
4. Hukuman tidak setimpal
Ada kondisi ketika pelecehan itu terjadi, si pelaku tidak menerima konsekuensi yang tidak setimpal.
Jika pelaku terbukti, maka hukuman yang mereka dapatkan dianggap tidak seimbang dengan dampak perilaku mereka.
Hukuman ringan pada pelaku pelecehan itu, menurut para ahli bisa menjadi pemicu pelecehan seksual masih marak terjadi.
5. Dianggap tindakan biasa
Ternyata di beberapa lingkungan tertentu seperti di tempat kerja, perilaku pelecehan seksual masih dianggap sesuatu yang wajar.
Hal akan menumbuhkan budaya pada anggapan kalau itu adalah suatu hal yang biasa.
(*)
5 Arti Mimpi Memelihara Kucing Oren di Rumah, Ternyata Jadi Pertanda Bakal Ada Kesempatan Baru yang Datang? Simak Penjelasannya
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |