"Mengingat kejadian ini BUKAN menggunakan kapal saya, jadi saya kurang paham dengan baik pribadi ABK masing-masing. Hanya yang saya tahu, KM TANIA sudah sering sailing beberapa kali setelah renovasi tanpa kendala," bebernya.
Keyakinannya akan kelalaian yang dilakukan kru kapal tersebut berdasar kesaksian dari ayah dan adik-adiknya yang lain yang ikut dalam rombongan tersebut.
"Dari kesaksian yang saya terima, kapal miring ke kanan secara PERLAHAN dari jam 5.00 WITA hingga saat kejadian di kurang lebihnya jam 5.30 WITA, kemungkinan karena angin kencang yang seharusnya BISA SEGERA DIANTISIPASI jika kapten kapal ada di ruang navigasi dan TIDAK DALAM KEADAAN MASIH TERTIDUR PULAS dengan kru lainnya DI BAWAH!!"
"Kapal semakin miring ke kanan dimana tangga masuk menuju cabin lower deck berada di sebelah kanan, yang mengakibatkan masuknya air laut dari permukaan dan memenuhi ruang bawah deck dulu lalu ke deck tengah," tulisnya di Instagram Stories.
Ayu Anjani lebih jauh merinici cerita tentang kejadian tersebut. Ia menduga salah satu ABK tertidur di ruangan mesin, tapi tak berusaha menyelamatkan ibu dan adiknya.
"Salah satu pengakuan ABK bagian mesin di depan papa saya dan di depan polisi saat kejadian, katanya dia tidur di ruang mesin, tapi mengapa tidak menyelamatkan ibu dan adik saya di ruang deck yang sama saat itu??!! Dia hanya diam tertunduk," ujarnya
"Adik laki-laki dan papa saya menyelamatkan tamu lain, di deck atas (total 15 tamu termasuk adik perempuan saya yang selamat beserta 2 anak dan suaminya)," tuturnya.
Sementara itu menurutnya ABK cuma menyelamatkan dirinya sendiri. Bahkan travel guide yang juga ada di kapal itu dituduh tak peduli dengan keluarganya
"Sedangkan ABK dan guide menyelamatkan dirinya sendiri dan barang-barang saya!!! Bahkan guidenya tidak memperdulikan adik saya (Anne) dan suaminya saat teriak minta tolong di cabin deck tengah saat masih terjebak di dalam cabin, dia tidak berusaha untuk memecahkan kaca cabin hanya berdiri melihat adik dan keponakan saya terkurung di dalam cabin dengan air yang sisa sejengkal dari kepalanya," paparnya.
"Sampai akhirnya adik laki-laki saya (Bram) mendengar teriakan mereka dan masuk dari pintu balkon samping (posisi pintu utama ada di sebelah kanan kapal dan sudah terendam air, jadi tidak memungkinkan mereka berenang ke bawah keluar dari pintu utama bersama anaknya yang masih usia 2-4 tahun tersebut), untungnya ada pintu balkon depan, jadi dievakuasi melalui pintu balkon cabin," jelasnya.
(*)
Source | : | |
Penulis | : | Corry Wenas Samosir |
Editor | : | Silmi |