Satu-satunya yang tertinggal adalah kerangka seorang pria yang dinyatakan selamat dari ledakan mengerikan itu.
Namun sebagai gantinya, pria itu justru tewas saat telah berhasil meloloskan diri dari bencana mematikan itu.
Di saat semua orang tidak selamat karena bencana letusan gunung, pria itu justru tewas saat sedang berlari meloloskan diri.
Dia meninggal diduga karena cedera kaki yang menyebabkan laju larinya melambat.
Alhasil kesialan menimpa dirinya, ketika itu sebuah batu besar meluncur dari udara menyebabkan tubuhnya ditimpa sampai hancur oleh batu.
Menurut arkeolog, pria tersebut diyakini berusia 30-an.
Pria itu ditemukan di antara sebuah bangunan, di atas lapisan-lapisan batu kecil.
Penemuan kerangka pria itu sekaligus menunjukkan dampak emosional bagaimana penduduk Pompeii berusaha meloloskan diri dari kematian.
Sementara itu, melansir Kompas.com, peneliti juga berhasil menemukan temuan menarik lagi di situs letusan Gunung Vesuvius.
Para peneliti menemukan sel-sel otak yang masih terawetkan dengan baik.
Sisa-sisa itu merupakan bagian dari otak seorang pemuda yang meninggal dalam peristiwa letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M.
Dikutip dari Live Science, Senin (5/10/2020), saat ditemukan, struktur sel otak tersebut terlihat menyerupai kaca hitam.
Perubahan itu, menurut peneliti terjadi sebagai akibat dari pemanasan yang ekstrem dan pendinginan yang cepat.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa proses vitrifikasi yang terjadi di Herculaneum telah membekukan struktur saraf si pemuda dan mengawetkannya hingga saat ini," ungkap Pier Paolo Petrone, antropolog forensik di Universitas Federico II Napoli Italia.
(*)
Apa Makna Jeruk dalam Perayaan Imlek 2025? Yuk Simak Filosofi si Bulat Manis Ini!
Source | : | Kompas.com,Live Science,BBC |
Penulis | : | Annisa Dienfitri |
Editor | : | Mia Della Vita |