Shandy juga menyebutkan bahwa dulunya ia baru menstruasi ketika kelas 1 SMP karena saat SD ia belum bisa berpuasa seperti putrinya.
“Karena kakak udah pinter banget puasanya, Dulu mami kenapa kok (menstruasi) SMP kelas 1? Karena mami nggak puasa, pas SD nggak bisa puasa,” imbuh Shandy.
Melansir Kompas.com, umumnya, anak perempuan baru mengalami menstruasi atau haid di usia 11-14 tahun, tapi juga bisa lebih cepat pada usia 9 tahun ataupun lebih lambat pada usia 15 tahun.
Ketika anak perempuan sudah menstruasi dengan tanda keluarnya darah dari vagina, itu berarti anak telah memasuki fase pubertas.
Awalnya, darah tersebut biasanya hanya berjumlah sedikit dan berupa bercak berwarna kecokelatan.
Saat menstruasi pertama kali, anak mungkin akan kebingungan atau bahkan ketakutan karena menerima perubahan mendadak pada tubuhnya.
Nah, di saat-saat seperti itu, peran orangtua menjadi penting sekali untuk membimbing anak perempuan yang pertama kali menstruasi.
Baca Juga: Cara Mengetahui Masa Subur dari Siklus Menstruasi, Sudah Tahu Belum?
Seperti dikutip dari Nakita.id, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua saat anak perempuan pertama kali menstruasi, di antaranya adalah:
1. Meyakinkan bahwa kondisi tersebut wajar dan akan dialami oleh seluruh perempuan di dunia.
2. Menjelaskan apa yang terjadi pada tubuhnya, bisa dimulai dari menjelaskan tentang organ reproduksi dan cara kerjanya.
3. Mengenalkan berbagai jenis pembalut dan membiarkan anak memilih pembalutnya sendiri.
4. Selalu menjawab setiap pertanyaan anak demi membuat anak merasa nyaman dengan kondisi yang ia alami.
5. Menjelaskan haid dari sudut pandang positif dan hindari menceritakan mitos-mitos tentang haid yang tidak terbukti ilmiah. (*)
Viral, Gadis Anak dari Pengepul Barang Bekas Ini Berhasil Jadi Sarjana, Auto Bangga Pamer Foto di Atas Gerobak Orang Tua
Source | : | Kompas.com,Instagram,Nakita.ID |
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ragillita Desyaningrum |