Grid.ID - Tak punya pekerjaan, pasutri ini menggunakan uang amplop kondangan untuk membuka bisnis.
Pasangan suami istri bernama Sally Giovanny dan Ibnu Riyanto itu memulai bisnisnya secara kecil-kecilan.
Bahkan pasutri itu harus gigit jari karena mengalami kerugian selama 5 bulan pertama usahanya dirintis.
Tak pantang menyerah, keduanya memutuskan tetap menjalankan usahanya hingga sukses meraih omset ratusan juta per bulan.
Sally dan suaminya mulai merintis usaha penjualan kain batik sejak tahun 2006 lalu.
Kini ia sudah sukses memiliki brand batik Trusmi yang telah memiliki 9 showroom batik di seluruh Indonesia.
Ide untuk membuka usaha tercetus karena keduanya tak memiliki pengalaman kerja.
Oleh karena itu, Sally dan suami memutuskan untuk berwirausaha menggunakan uang amplop pemberian tamu undangan pernikahannya sebagai modal.
Dilansir dari Tribun Jabar, Pasangan ini mendapatkan modal sebesar Rp37 juta, mereka kemudian membeli kain mori dan putih pilis untuk membuat batik yang kemudian mereka jual dengan keuntungan hanya Rp 8 ribu per lembar kain.
"Sejak menikah kami memang langsung memutuskan membuka usaha batik.
Kebetulan modalnya diperoleh dari amplop saat nikahan, ya sekitar Rp 37 juta," ujar perempuan 30 tahun itu.
Namun, kebanyakan yang terjual adalah kain mori untuk kafan sehingga ia tak mendapatkan keuntungan.
Mulanya ia cukup ragu berwirausaha, karena tak memiliki latar belakang pendidikan di bidang bisnis.
"Kami memang tidak memiliki latar belakang bisnis atau sekolah bisnis.
Saya dan suami sama-sama lulusan SMA dan kami menikah muda. Tapi orang tua kami sama-sama pebisnis sehingga kami belajar dari mereka," kata Sally.
Lima bulan mengalami kerugian, atas saran mertuanya ia kemudian membuat batik dari kain sisa penjualannya.
Sisa modal usaha yang masih ada 12 juta kemudian ia serahkan pada perajin batik kecil di daerah tempat tinggalnya, Trusmi.
Dari sinilah ia kemudian menjualkan batik khas Cirebon yang ia jual ke beberapa kota besar.
Berhasil menjajakan ke toko-toko di kota besar, ia kemudian membuka toko pertama di Jalan Trusmi Kulon No 129 dengan nama batik IBR.
Setelah 2 tahun, toko tersebut ramai dan permintaan pelanggan cukup tinggi, sehingga ia kemudian membuka toko keduanya dengan jarak yang tak terlalu jauh.
Pada tahun 2011 Sally mempunyai empat ruang pamer batik di Cirebon dengan nama Batik IBR, Batik Trusmi (berganti nama menjadi Batik Nayla), Batik Raja dan Batik Trusmi yang dibuka awal tahun 2011.
Kini luas toko Pusat Grosir Batik Trusmi Cirebon mencapai 1,5 hektar.
Jumlah karyawan yang bekerja padanya berjumlah lebih dari 850 orang disamping bekerja sama dengan 500 lebih pengrajin batik.
Ruang pamerannya atau showroom ini merupakan yang terbesar di Jawa Barat dengan konsep one stop shopping.
Tak hanya itu, kain batik produksinya juga di ekspor ke berbagai negara, hingga Eropa dan Amerika.
Setidaknya ada 7000 potong kain sutera batik yang ia ekspor yang dikirim melalui eksportir di Bali setiap minggunya.
"Kami hanya menyediakan kain sesuai permintaan pelanggan.
Baca Juga: Kesalahan Fatal yang Membuat Pebisnis Bangkrut!
Soal ekspor diserahkan ke eksportir," tutup Sally.
Kisah sukses pasangan suami istri ini bisa jadi contoh untuk kamu yang ingin merintis bisnis.
Semoga bisa jadi inspirasi bagi kamu yang juga sedang merintis usaha!
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Omset Hingga Ratusan Juta, Pasangan Ini Hanya Bermodal Uang Amplop Kondangan
(*)
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |