"Yang saya sedih itu, keluarga saya malah menuduh jika Raphael berbohong memalsukan kematiannya," ucapnya sambil mengusap air matanya.
Namun, cerita cinta Diana kepada Raphael tak habis di situ saja. Setelah mendengar kabar keluarga soal kematian Raphael, dia mencoba untuk menghubungi kedutaan lagi.
"Saya mencoba untuk kirim email ke kedutaan dan media sosial Kedutaan Jerman. Namun, tak dibalas," ujar dia.
Akhirnya, ada warga negara Indonesia yang ingin membantunya. Warga Indonesia itu meneruskan pesan Diana ke admin yang memegang email kedutaan.
Kedutaan Jerman kemudian membalas email Diana dan meminta beberapa surat seperti paspor dan berkas-berkas yang lain. Hanya kurang berkas dari pihak keluarga Raphael.
Demi seikat bunga untuk Raphael
Cinta Diana kepada Raphael seperti tak pernah padam. Setelah berkali-kali permohonan visa miliknya ditolak, Diana mencoba meminta pertolongan di sebuah grup Facebook orang Jerman.
Baca Juga: Arti Mimpi Mengangkut Perabotan Ingin Mengingatkanmu akan Hal yang Sering Dilupakan Ini
Dari grup tersebut, Diana malah mendapatkan banyak pesan yang memupuskan harapannya karena menemukan makam di Jerman tidaklah mudah.
Tak putus asa, akhirnya Diana tergerak untuk mengunggah di group Facebook Forum Indonesia di Swiss dengan harapan ada seseorang yang mau membantunya.
Di group tersebut dia menulis jika ada yang mau membantu mencarikan dan memberi bunga ke makam Raphael, akan dikasih upah atau bayaran.
"Akhirnya saya dihubungi oleh warga Indonesia yang di Swiss. Namanya Kris, dia bersedia mencarikan, tapi tak mau dikasih bayaran," papar dia.
Berbekal nama dan foto, Kris menemukan makam Raphael yang berada di Fahrnau di bagian pemakaman Schopfhiem.
Akhirnya, Diana bisa melihat makam dan batu nisan Raphael melalui video call dengan Kris yang kini menjadi sahabatnya.
"Saya senang bisa melihat makam Raphael, saya meyakini kita akan dipertemukan kembali," kata Diana.
Harapan Terakhir Diana
Setelah melihat makam Raphael, hati dan pikiran Diana sudah sedikit terobati.
"Saya juga ingin ketemu papa Raphael, saya ingin peluk papa dia. Saya sangat ingin merawat papa Raphael meski itu tidak mungkin," harap dia.
Saat ini, Diana juga menderita autoimun yang menggerogoti tubuhnya. Kematian Raphael benar-benar membuatnya jatuh berkeping-keping.
"Saya tak boleh stres, kalau stres nanti kambuh lagi. Sudah beberapa kali dia harus menenangkan diri ke beberapa daerah agar tidak merasa stres. Pengobatan alternatif juga dia lakukan. Ini jadinya rambut saya juga rontok," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Cinta Diana, Mencari Kekasihnya Warga Jerman, tapi Berujung Duka
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |