Pada kesempatan yang sama, Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, menyatakan penyelenggaraan pameran IFEX merupakan upaya HIMKI untuk menunjukkan kualitas produk-produk furnitur dan kerajinan Indonesia ke publik.
Ia menyatakan di tengah kondisi pandemi, industri mebel dan kerajinan masih menunjukkan kinerja yang cukup bagus.
“Pertumbuhan ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia mencapai angka yang signifikan.”
“Pertumbuhan ekspor mebel mencapai 32 persen dan kerajinan mencapai 16 persen dengan rata-rata kenaikan keduanya mencapai 27 persen,” ujar Abdul Sobur.
Ia menyatakan pertumbuhan pada 2021 merupakan pertumbuhan terbesar dalam 10 tahun terakhir.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan, ia mengatakan para pelaku industri membutuhkan bantuan dan dukungan pemerintah dalam hal kebijakan, khususnya terkait kewajiban Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
Menteri Agus mengatakan SVLK ditujukan untuk menjaga aspek kelestarian lingkungan dan lacak balak bahan baku (sustainability and traceability) pada produk kayu.
Aspek sustainability dan traceability sekarang ini mendapat perhatian besar dan bahkan menjadi syarat di pasar global.
Di sisi lain, ia mengatakan pemberlakuan SVLK wajib di industri hilir dipandang kurang relevan dan melahirkan hight cost economy di industri hilir kayu (industri furnitur dan kerajinan).
Untuk itu, pemerintah akan menyiapkan berbagai langkah dan dukungan terhadap upaya pemecahan isu-isu terkait pengembangan industri mebel dan kerajinan Indonesia.
IFEX: Acuan Industri Furnitur Global
Pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) merupakan pameran industri terbesar yang rutin diselenggarakan oleh Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo.
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Okki Margaretha |