Pada usia 16 tahun, Shaka menjadi anak gembala raja karena kecerdasan, keberanian, dan inovasinya.
Persaingan sengit antara penggembala ternak di wilayah tersebut juga menimbulkan konflik.
Dingiswayo mempersiapkan ini dengan mengorganisir para pemuda ke dalam resimen berdasarkan kelompok usia mereka.
Shaka segera direkrut sebagai seorang prajurit, dan resimennya dikenal sebagai Izi-cwe ('Bushmen').
Shaka diperlengkapi dengan perisai oval dan tiga tombak.
Pertempuran antara suku-suku biasanya diawali dengan dua orang yang saling berdiri berhadap-hadapan pada jarak 35 hingga 45 meter.
Kemudian masing-masing pihak akan melemparkan tombak ke arah musuh.
Pertempuran berakhir ketika salah satu dari mereka melarikan diri, atau jika dikejar mereka akan meletakkan senjatanya dan menyerah kalah.
Menjadi Kejam
Selama bertahun-tahun, Shaka mengalahkan para pemimpin lainnya, dan memperbesar wilayah yang dikendalikan oleh Zulu.
Shaka juga menjadi semakin brutal dan gila.
Kekayaan Anaknya Tembus Rp 51,8 Miliar di Usia 28 Tahun, Ibu Verrell Bramasta Ungkap Sumber Harta sang Putra: Luar Biasa Rezekinya