Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Marifah
Grid.ID - Kabar duka datang dari dunia sepak bola Tanah Air.
Melansir Kompas.com, kericuhan ini dipicu oleh Aremania yang naik pitam saat klub bola andalannya kalah kandang.
Sebanyak 127 orang meninggal dunia saat kerusuhan Aremania di stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.
Diketahui bahwa Arema FC bertanding melawan Persebaya dan kalah dengan skor tipis 2-3.
Awalnya salah satu Aremania mendekati pemain Arema FC dan memberikan kritik serta mengungkap kekecewaan.
Kemudian Aremania lain ikut melakukan hal serupa hingga pemain Arema FC harus digiring aparat keamanan ke ruang ganti.
Situasi di Stadion Kanjuruhan Malang pun semakim ricuh saat diperkiran sekitar 3 ribu orang turun ke lapangan.
Dalam pertandingan antara Arema FC dan Persebaya ini jumlah penonton disebut mencapai 42.288 suporter.
Saat kerusuhan ini terjadi aparat keamanan sempat menembakkan gas air mata ke suporter.
Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menyatakan bahwa penembakan gas air mata ke tribun penonton sudah sesuai prosedur.
Para supoter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas," kata Nico dalam konferensi pers di Mapolres Malang.
Nico juga menyayangkan kematian 127 supporter bola dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," kata Nico.
Dilansir Grid.ID dari akun Instagram @ridwankamil pada Minggu (2/10/2022), Ridwan Kamil ikut berbela sungkawa atas kabar duka ini.
"Turut berduka cita. Sungguh ini adalah tragedi terbesar dalam perhelatan olahraga di Indonesia," tulis Ridwan Kamil.
"Turut berduka cita atas meninggalnya 127 penonton dan aparat petugas. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran," sambungnya.
Ridwan Kamil pun mengajak semua pihak untuk intropeksi diri.
"Semua dari kita harus berintrospeksi atas tragedi ini," tulis Ridwan Kamil.
"Tujuan berolahraga, pembelajaran menerima kemenangan atau kekalahan, profesionalitas kepanitiaan sebuah kegiatan olahraga, teknik pengamanan dll," sambungnya.
Ridwan Kamil juga meminta agar pertandingan tak melulu digelar di malam hari demi mengejar rating TV.
"Jangan selalu kejar demi rating TV dengan memaksa pertandingan selalu malam hari," tulis Ridwan Kamil.
"Semoga kita belajar dan mengambil hikmah dari semua ini. Hatur Nuhun," sambungnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Annisa Marifah |
Editor | : | Silmi |