Pewarta foto Kompas dididik sebagai jurnalis, bukan sekadar juru foto.
Mereka dibekali kemampuan meriset, menulis, dan kepekaan untuk menakar signifikansi peristiwa.
Oleh karena itu, foto-foto yang dihasilkan bukan hanya menarik dari sisi visual, tetapi juga kuat dari sisi naratif.
Munculnya teknologi blockchain membuka peluang untuk menerbitkan karya fotografer Kompas.
Melalui project Narasi Foto Terkurasi, karya-karya fotografi tersebut akan dirilis dalam bentuk NFT untuk bisa dikoleksi secara digital.
Harapannya, sama seperti project sebelumnya, momentum dan peristiwa yang direkam dari mata lensa harian Kompas bisa menemukan apresiator yang akan berkontribusi merawat memori secara kolektif.
Skena fotografi dalam bentuk NFT sendiri, sebagaimana seni rupa, sudah cukup berkembang.
Banyak talenta dan kreator yang menginspirasi harian Kompas untuk turut mewarnai skena ini, dengan semangat apresiasi terhadap kreasi.
Harian Kompas, melalui rangkaian project NFT, berharap skena ini melahirkan harapan dan jalan baru bagi berseminya kreasi dan potensi ekonomi yang tumbuh bersamanya.
Baskara Puraga, pegiat fotografi dan NFT yang juga hadir di Twitter Spaces “Wajah Fotografi: dari Jurnalistik hingga NFT”, optimistis akan peluang baru karya-karya foto di jagat NFT.
“Ada banyak karya foto yang dari sisi visual atau narasi punya nilai, tapi tidak punya cukup ruang untuk diapresiasi. Dengan NFT, karya-karya ini jadi punya ruang."
Bakal Resmi Menjanda Lagi, Venna Melinda Akan Diputus Bercerai dengan Ferry Irawan Pekan Depan
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |