Pada 1999, ia menempati kontrakan bersama seorang pemuda yang mengenyam pendidikan pesantren, asal Bangkalan, Madura.
Namanya, Muhammad Yusuf, satpam BCA Kuta.
"Saya memanggilnya Ustad Yusuf. Saleh dan berilmu," kisahnya.
Khoiruddin mengisahkan, Yusuf tidak pernah rese dengan gaya hidupnya yang preman.
Tak jarang, ia ngobrol sembari mabuk di hadapan Yusuf.
"Kadang ia mengingatkan, jaga kesehatan, jangan terus terusan mabuk,” kata ayah satu putra ini.
Hingga suatu ketika, ia datang saat Yusuf persiapan salat.
Dengan cueknya, Khoiruddin membuka miras red label, duduk lalu diminumnya sampai teler.
Sementara, Yusuf asyik meriung dengan Tuhannya dalam sembahyang yang khusyuk.
"Dalam kondisi mabuk, saya mendengar lantunan bismillahirrohmanirrohim, hati saya kok tergetar bahagia. Apa ini? Kok hati saya ceesssss. Padahal mabuk," ujarnya.
Saat itu, secuil hidayah sudah mulai meresap, namun ia masih belum mengikuti kata hatinya itu.
Source | : | TribunJatim |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |