Padahal, kata Rosti, putranya setia dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sebagai ajudan Sambo.
Yosua juga disebut tak pernah mengeluh seberapa pun berat tugasnya.
Rosti menyebut, seandainya Yosua berbuat salah, Sambo seharusnya bisa menegur atau memberikan sanksi sewajarnya. Namun, yang terjadi justru pembunuhan sadis.
"Dengan sadisnya, dengan mata terbuka, anak saya Bapak habisi, nyawanya Bapak rampas," ucap Rosti.
"Bapak Ferdy Sambo, hancur hatiku, Bapak...!" jerit Rosti lagi.
Sambil menyeka air matanya, Rosti meminta Sambo memohon ampun kepada Tuhan.
"Perbuatan apa pun, pangkat apa pun, apa pun keberadaan kalian, jika Tuhan menghendaki, segalanya akan musnah."
"Apa yang kita tabur, akan kita tuai, Bapak. Jadi mohon sadarlah sebagai ciptaan Tuhan," katanya.
Sebagaimana diketahui, kasus kematian Brigadir Yosua kini masih bergulir di tahap peradilan di meja hijau.
Dalam kasus ini, lima orang dijerat pasal pembunuhan berencana terhadap Yosua.
Baca Juga: Usai Dengar Penembakan, Ajudan Ferdy Sambo Adzan Romer Spontan Todongkan Senpi ke Arah sang Atasan
Di antaranya yakni mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Ferdy Sambo; istri Sambo, Putri Candrawathi; ajudan Sambo, Richard Eliezer atau Bharada E dan Ricky Rizal atau Bripka RR; dan ART Sambo, Kuat Ma'ruf.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari K |