“Waktu itu dibalas, kalau mau diputus (listrik), enggak apa-apa. Ya logikanya, orang (itu) sudah pindah rumah. Masa mau hidup tanpa listrik di dalam?” ujarnya, Sabtu (12/11/2022).
Alvaro sudah bertetangga dengan keluarga yang tewas di Kalideres itu selama 20 tahun belakangan. Namun, ia mengaku tak pernah berinteraksi akrab dengan tetangganya yang dikenal tertutup itu.
“Pernah, lewat hanya menyapa saja, tidak sampai mengobrol,” ucapnya.
Keluarga itu juga tidak bergabung dalam grup WhatsApp di lingkungan RT. Pintu rumah keluarga itu, ucap Alvaro, dibuka hanya sesekali ketika ada aktivitas seperti penyemprotan nyamuk demam berdarah atau fogging.
Alvaro menuturkan, karyawannya pernah menyebut beberapa waktu lalu keluarga itu menerima makanan dari ojek online. Namun, wajah penerima makanan ditutup masker.
Alvaro termasuk salah seorang tetangga yang ikut mendobrak rumah keluarga tersebut bersama-sama dengan Ketua RT pada Kamis lalu.
Ia terganggu dengan bau menyengat yang dianggapnya bukan bau busuk bangkai binatang.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kasus Satu Keluarga Tewas di Jakarta Barat, Kriminolog Singgung Penganut Paham Akhir Dunia
Sosok ini Syok Lihat Penampilan Ammar Zoni di Penjara, Makin Ganteng Seperti Saat Masih Jadi Artis
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Silmi |