Grid.ID- Berikut ini adalah kunci jawaban materi kelas 3 SD tema 8 tentang bendera.
Melalui kunci jawaban materi kelas 3 SD tema 8, siswa dapat mempelajari lebih jauh mengenai bendera merah putih.
Tapi sebelum masuk ke kunci jawaban materi kelas 3 SD tema 8, simak penjelasan berikut ini.
Walaupun hanya sehelai kain, sebuah bendera dapat menyatukan dan memisahkan.
Bendera kini digunakan sebagai lambang kuat cinta hingga sebuah identitas.
Asal usul bendera
Menurut video dokumenter Vox, bendera dulunya hanyalah sebuah alat.
Masyarakat awal memakainya untuk memberi tanda dari jauh bahwa penguasa atau penjajah akan datang.
Kapal penjajah mengunakan bendera untuk mengirimkan pesan bolak-balik.
Dalam peperangan, bendera sebagai alat untuk membedakan mana teman dan musuh.
Dulu bendera bukan terbuat dari kain seperti sekarang ini.
Bendera awal terbuat dari apa saja, mulai dari rambut hewan hingga logam.
Baca Juga: Penampilannya Saat Bernyanyi di Istana Negara Jadi Bahan Omongan, Naura Ayu Ungkap Permintaan Maaf
Kemudian, sekitar 6.00 tahun lalu, Tiongkok menciptakan sutra.
Penggunaan kain sutra pun menyebar dengan cepat melalui jalur perdagangan yang disebut dengan Jalur Sutra.
Bendera lanjut digunakan sebagai simbol kerajaan.
Setelah kerajaan runtuh, bangsa-bangsa membutuhkan identitas baru sebagai pemersatu.
Untuk menumbuhkan rasa saling memiliki, masyarakat membutuhkan sistem kepercayaan bersama.
Dari situlah, mereka menggunakan bendera sebagai alat pemersatu.
Begitu juga dengan negara Indonesia yang menggunakan bendera merah putih sebagai alat pemersatu dalam keragaman budaya.
Terlebih lagi, untuk mendapatkan sebuah bendera, bangsa Indonesia membutuhkan perjuangan dan pengorbanan dari para pahlawan.
Sejarah Bendera Merah Putih
Mengutip Kompas.com, bendera pertama Indonesia adalah bendera pusaka yang disebut Bendera Sang Saka Merah Putih.
Yang menjahit Bendera Merah Putih adalah Fatmawati, setelah dia dan keluarganya kembali ke Jakarta dari pengasingan di Bengkulu.
Kelahiran Bendera Sang Saka Merah Putih bermula dari izin kemerdekaan dari Jepang pada 7 September 1944.
Badan yang membantu pemerintah pendudukan Jepang, Chuuoo Sangi In, mengadakan sidang tidak resmi pada 12 September 1944 yang dipimpin Soekarno.
Rapat sidang membahas tentang pengaturan penggunaan bendera dan lagu kebangsaan yang sama di seluruh Indonesia.
Hasil sidang 12 September 1944 adalah pembentukan panitia bendera kebangsaan dan panitia lagu kebangsaan.
Atas permintaan Soekarno kepada Kepala Sendenbu (Barisan Propaganda Jepang) Shimizu, Chaerul Basri diperintahkan mengambil kain dari gudang di Jalan Pintu Air untuk diantarkan ke Jalan Pegangsaan 56, Jakarta.
Bendera berbahan katun halus berwarna merah dan putih, dengan panjang 300 cm dan lebar 200 cm.
Pada 13 November 1944 bendera diukur ulang. Diketahui ukuran bendera panjang 276 cm dan lebar 199 cm.
Panitia bendera kebangsaan memutuskan menggunakan warna merah dan warna putih.
Warna merah adalah simbol berani dan warna putih adalah simbol suci. Warna merah dan putih menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Bendera merah putih Indonesia yang pertama tersebut dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Bendera Indonesia pertama kali dikibarkan oleh Latief Hendraningrat, Suhud dan SK Trimurti.
Bendera Sang Saka Merah Putih sempat dirobek menjadi dua bagian karena situasi mendesak.
Pada 4 Januari 1946, Presiden, Wakil Presiden dan para menteri pindah ke Yogyakarta karena keamanan para pemimpin RI tidak terjamin di Jakarta.
Bendera pusaka dibawa dan dikibarkan di Gedung Agung. Pada 19 Desember 1948, Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
Baca Juga: Kunci Jawaban Materi Kelas 3 SD, Kenapa Nyamuk Menyedot Darah dan Berdengung di Dekat Telinga?
Presiden Soekarno menyelamatkan Bendera Sang Saka Merah Putih dan mempercayakan kepada ajudan Presiden Husein Mutahar.
Husein Mutahar mengungsi dengan membawa bendera tersebut.
Agar terbebas dari penyitaan Belanda, Husein Mutahar melepaskan benang jahitan untuk memisahkan bagian merah dan putih.
Kemudian membawa masing-masing bagian dalam dua tas terpisah.
Pada Juni 1949, Presiden Soekarno meminta kembali bendera pusaka dari Husein Mutahar.
Husein Mutahar menjahit kembali bagian merah dan bagian putih yang terpisah.
Bendera Sang Saka Merah Putih disamarkan dengan bungkusan koran.
Lalu diserahkan kepada Soejono untuk dikembalikan kepada Presiden Soekarno di Bangka.
Pada 6 Juli 1949, Presiden Soekarno bersama Sang Saka Merah Putih tiba dengan selamat di ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta.
Pada 17 Agustus 1949, bendera pusaka kembali dikibarkan di halaman depan Gedung Agung Yogyakarta.
Sejak 1958, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia, bendera merah putih pertama ditetapkan sebagai Bendera Pusaka.
Selama 1946-1968, Sang Saka Merah Putih dikibarkan hanya pada 17 Agustus saja.
(*)
Inilah Wajah Pemenang Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kantongi Rp500 Ribu, Mata dan Hidung Plek Ketiplek?
Source | : | Kompas.com,Vox |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Nesiana |