Prita menganggap pegawai serta pendidik di LSPR adalah keluarga.
Prita mengibaratkan mendirikan LSPR seperti membangun sebuah rumah tangga.
"Sejak awal saya selalu yang terdepan memperjuangkan pegawai. Tak jarang saya menjual perhiasan untuk membayar gaji dosen. Semua kami lakukan bersama-sama, hasilnya kami nikmati bersama," lanjut Prita.
"Mungkin bekerja sebagai pendidik jumlah penghasilannya tidak berlebihan, namun kami memiliki kebahagiaan yang tak bisa dibeli dengan uang," kata Prita.
Dalam jajaran tim LSPR saat ini, banyak posisi-posisi penting yang dibina dari awal.
"Banyak dari mereka yang kini menduduki posisi-posisi penting di LSPR, awalnya adalah mahasiswa dan kami sekolahkan hingga meraih gelar Phd," papar Prita.
Layaknya sebuah biografi, bagian yang menyentuh selalu ditunggu-tunggu pembaca.
Antara lain bagaimana ketika LSPR menghadapi cobaan, dan Prita yang memosisikan diri sebagai nakhoda.
Saat itu Prita bertindak tegas 'menurunkan penumpang' agar kapal tidak terus dijadikan sasaran senjata, dan tetap bisa berjalan.
Sementara di sisi lain, 'penumpang' yang diturunkan dipastikan bisa tetap meneruskan hidup di kapal yang berbeda.
Tak hanya itu, Prita Kemal Gani juga membagikan pengalaman hidupnya yang berharga, karena memiliki seorang anak bungsu dengan spektrum autisme.
Penampilan BCL Berubah 180 Derajat, Bikin Pangling dan Makin Cantik Kebangetan, Intip Potretnya
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |