"Kalau yang saya lihat dulu waktu Mas Gibran itu bukan bikinan saya. Besoknya mau buat akad dibawa ke sini semua. Ini tidak nyaman tidak bisa dipakai. Padahal itu udah malam," ungkapnya.
Selain masalah kenyamanan, bentuknya yang proporsional menjadi sulit tergantikan.
"Kalau dipakai nyaman. Memang kalau yang dipermak itu kalau dipakai di atas tidak bisa masuk ke dalam. Cuma nemplek aja. Cuma nangkring aja. Kurang trep," ucapnya.
Adapun dari kesepuluh blangkon yang dibuatnya dominan warna sogan dengan motif batik klasik. Gaya yang dipakai merupakan gaya Prebawan Surakarta.
Pesanan di perhelatan kali ini memang tidak sebanyak sebelumnya. "Paling banyak waktu Mas Gibran mulai dari siraman slopnya bikin. Jadi lumayan banyak. Lalu yang Kahiyang enggak banyak cuma keluarga inti aja. Sampai Jan Ethes juga bikin," ujarnya.
Di perhelatan kali ini meskipun hanya blangkon dari saudara Presiden Jokowi ia tetap merasa bangga.
"Ya senang puji gusti masih kecipratan rejeki walaupun cuma blangkon," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di laman KompasTV dengan judul: Cerita Perajin Blangkon Langganan Keluarga Jokowi, Dipercaya Sejak Pernikahan Gibran hingga Kaesang (*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain