Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Karya tulis biasa dipelajari dalam materi Bahasa Indonesia.
Ada dua jenis karya tulis, yaitu karya tulis ilmiah dan karya tulis non-ilmiah.
Karya tulis ilmiah berisi tentang laporan hasil penelitian, ditulis berdasarkan fakta di lapangan.
Sementara itu, karya tulis non-ilmiah lebih bersifat naratif, fiksi, dan berdasarkan khayalan penulisnya.
Cerita fiksi seperti dongeng, fabel, dan cerpen termasuk contoh dari karya tulis non-ilmiah yang akan kita pelajari.
Dalam pelajaran tematik kelas 4 SD, siswa akan belajar tentang ciri-ciri cerita fiksi.
Mengutip Kompas.com, cerita fiksi merupakan sebuah karya sastra yang berisi cerita rekaan atau cerita khayalan yang tidak berdasarkan kenyataan atau berasal dari imajinasi penulis.
Membaca cerita fiksi bisa bermanfaat sebagai sarana hiburan.
Lewat cerita fiksi pula, kita bisa memetik pesan kebaikan yang terkandung dalam cerita.
Lantas, apa saja ciri-ciri cerita fiksi?
Dilansir Grid.ID dari Bobo.id, simak ciri-ciri cerita fiksi berikut ini!
Berupa rekaan
Cerita fiksi biasanya dibuat berdasarkan rekaan pengarang yang terinspirasi dari peristiwa di kehidupan nyata.
Akan tetapi, peristiwa nyata tersebut dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan khayalan pengarang.
Hiburan
Cerita fiksi biasanya dibuat untuk menghibur karena bersifat naratif, yaitu menguraikan rangkaian kejadian yang dibuat menarik.
Sebagai contoh, cerita dongeng akan dibuat menarik agar anak-anak bisa membaca dan mendengarkannya dengan menyenangkan.
Baca Juga: Kunci Jawaban Materi IPA Kelas 5 SD, Termasuk Jenis Burung, Kenapa Penguin Tidak Bisa Terbang?
Menarik
Alur atau plot merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat.
Nah, sebuah cerita fiksi dibuat memiliki alur yang menarik untuk menahan pembaca menikmatinya sampai tuntas.
Komunikatif
Cerita fiksi biasanya menggunakan bahasa komunikatif dan istilah-istilah yang mudah dimengerti.
Hal itu karena cerita fiksi ditujukan pada pembaca umum, sehingga tidak memerlukan pengetahuan khusus.
Bahasa tidak baku
Untuk membedakannya dengan karya tulis ilmiah, pengarang cerita fiksi sering menggunakan bahasa yang tidak baku.
Hal itu agar semua orang dari latar belakang dan usia berbeda dapat memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati cerita.
Emosi dan perasaan
Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan cerita fiksi biasanya komunikatif dan tidak baku, sehingga mudah dimengerti.
Pengarang juga sering memberikan majas atau gaya bahasa yang dapat menyentuh perasaan dan emosi pembacanya.
Itulah ciri-ciri cerita fiksi, materi untuk siswa kelas 4 SD.
Penjelasan di atas bisa menjadi panduan bagi orangtua atau pembimbing saat mendampingi anak belajar.
(*)
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Source | : | Kompas.com,bobo.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |