Grid.ID - Gerak-gerik eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo saat hadir sebagai saksi dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir J, Rabu (7/12/202), menjadi sorotan.
Satu di antaranya ketika Ferdy Sambo memegang mikrofon dengan dua tangan.
Cara Ferdy Sambo memegang mikrofon itu dinilai berbeda dari saksi atau terdakwa lain dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Padahal secara logika, mikrofon itu tak berat, sehingga tak perlu dipegang sampai menggunakan dua tangan.
Pakar Mikro Ekspresi, Monica Kumalasari juga menyoroti gestur Ferdy Sambo itu.
Kata Monica, dalam sudut pandang mikro ekspresi, apa yang diperlihatkan Ferdy Sambo itu seakan dia sedang berusaha mempertahankan apa yang disampaikannya kepada majelis hakim.
"Digenggam ini adalah bahas non verbal yang biasanya menekankan infomasi yang saya sampaikan harus dipertahankan kuat-kuat, harus tetap konsisten saya pegang," kata Monica dilansir dari YouTube Kompas TV, Kamis (8/12/2022).
Selain itu, gestur tersebut juga menunjukkan seseorang yang sedang menghindari adanya pertanyaan lain dari apa yang diucapkannya.
"Ketika dihadapkan pernyataan menurut saksi lain informasinya tidak seperti itu, maka yang beliau lakukan mencoba menghindari menjawab itu dengan menyatakan "Menurut saya begini," jadi tidak ada pertanyaan lain," ujar Monica.
Pernyataan Ferdy Sambo Dinilai Janggal
Dalam persidangan kemarin, majelis hakim menilai janggal keterangan dari Ferdy Sambo.
Pertama, seperti pada pernyataan Ferdy Sambo yang mengatakan bahwa istrinya, Putri Candrawathi sedang tidak enak badan.
Namun, pernyataan tersebut tidak tampak dalam CCTV yang dijadikan bukti.
Pernyataan Ferdy Sambo kedua yang diragukan hakim adalah terkait Putri Candrawathi yang hendak isolasi mandiri.
Dalam pernyataannya, Ferdy Sambo mengaku tidak tahu mengenai siapa saja yang ikut mengantarkan istrinya yang mau isolasi mandiri tersebut.
Kemudian hakim meragukan pernyatan tersebut karena dianggap tidak masuk akal.
Mengenai kecurigaan majelis hakim, Monica menyebut bahwa sang pengadil berpacu pada teknik yang dipegangya untuk mengetahui kejujuran dari seseorang.
"Ada 19 kriteria (teknik yang jadi acuan majelis hakim menilai kejujuran seseorang) dimana 1-5 harus terpenuhi. Nomor 1 itu konsisten," ujar Monica.
Selain konsisten, gestur seseorang apakah sedang berbicara jujur atau bohong, lanjut Monica, terlihat dari spontanitas dia berbicara, kedetailan inforamasi yang disampaikan maupun adanya kesinkronan dari beberapa pihak.
"Ketika tidak melihat hal ini maka hakim mengatakan ini tidak cukup akurat dan kredibel untuk dilanjutkan lagi.
Sudah boleh ambil kesimpulan kalau infomasi yang disampaikan tidak cukup kredibel," kata Monica.
Secara keseluruhan, Monica juga melihat gestur Ferdy Sambo saat memberikan kesaksian begitu berbeda dibanding sidang-sidang sebelumnya.
"Nada atau intonasi suaranya sudah agak lambat, menggunakan suara dalam.
Ini beda dengan beliau biasanya di sidang sebelumnya," kata Monica.
Menurut Monica, hal itu menjadi indikasi jika seseorang, dalam hal ini Ferdy Sambo berbohong.
"Salah satu indikasi jika dia berbohong adalah keluar dari kebiasaan.
Salah satunya suara yang meninggi sekali atau suara yang dalam, pelan atau ragu," ujar Monica.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Ferdy Sambo Pegang Mikrofon Pakai 2 Tangah, Pakar Ekspresi Bongkar Makna di Baliknya!
Source | : | Tribun Palu |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari K |