Menurut keterangan temannya, Alprih sempat mengeluarkan suara seperti orang mengorok. Ia pun langsung dievakusi ke RSUD R Syamsuddin SH.
Iroh sendiri mengaku tak kaget saat mendengar anaknya dipatuk ular karena pada tahun 2015, anak laki-lakinya itu juga mengalami hal yang sama.
"Ada temannya yang ke rumah memberitahukan bahwa Alprih dipatuk ular, saya awalnya tidak kaget karena pada 2015 dia pernah juga dipatuk king kobra tapi Alhamdulillah waktu itu selamat diberi suntikan serum anti bisa ular kobra," tuturnya.
Namun kekhawatiran muncul saat rekan Alprih datang meminta KTP anaknya untuk kebutuhan di rumah sakit.
"Saya shalat sunat aja di rumah, namun setelah 6 rakaat saya terus tidak konsen, buyar aja pikirkan ibu, terus ada lagi teman Alprih yang ke rumah nyuruh bawa KTP ke rumah sakit, saya langsung datang aja sama si bapak ke bunut," tambahnya.
Saat ibunya tiba di Rumah Sakit, Alprih sedang ditangani oleh petugas kesehatan dengan cara dipompa jantungnya.
"Jantungnya katanya melemah, saya samperin anak saya itu saya bisikin ke telinganya supaya kuat, Allahu, Allahu, namun habis itu matanya langsung tertutup dan kata petugas jantungnya sudah berhenti," ungkapnya.
Iroh tidak menyangka anaknya meninggal dunia dalam hobinya itu yakni pencinta hewan jenis ular. Ia bercerita anaknya bergabung dengan Panji Petualang sejak 2014.
"Dari SMP juga Alprih itu suka ngumpetin ular di kantong bajunya, pernah dulu pas SMP saya dipanggil gurunya karena Alprih membawa ular ke sekolahan, kalau sama Panji Petualang itu dari awal sejak panji tinggal di Cianjur 2014," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di laman Kompas.com dengan judul: Asisten Panji Petualang Meninggal Dipatuk Anak Ular King Kobra Saat Nobar Piala Dunia (*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Novita |