Aldi kemudian dipanggil ke ruang kepala sekolah dan ditanya apa keinginannya.
Ia menjawab ingin peraturan sekolah berubah.
Saat itu, kepala sekolah justru mengancam tak meluluskannya dan memintanya pindah sekolah.
"Saya akan dibiayai jika mau pindah sekolah. Tapi saya menolak tetap tidak mau karena saya akan ujian. Kepala Sekolah mengancam tidak akan meluluskan. Saya tetap menolak. Kepala Sekolah akhirnya mengatakan terserah kamu, saya sudah menyerah," tutur Aldi.
Ia diminta untuk menanggung risiko karena dianggap melawan, menentang, dan tidak menghormati guru.
Sementara itu, Rusman, kakak ipar Aldi yang membantu menangani kasus Aldi, mengatakan, sangat kecewa dengan keputusan tidak adil kepala sekolah.
Sebelumnya, kepala sekolah sempat mengutus dua guru ke rumah Aldi dan mengatakan jika ingin lulus, Aldi dan orangtuanya harus meminta maaf pada kepala sekolah.
Bersama orangtuanya, Aldi datang ke rumah kepala sekolah.
"Kepala sekolah justru sebut permintaan maaf itu tidak diterima karena dilakukan di hari Minggu bukan jam kerja. Begitu kata kepala sekolah dan adik saya tetap dinyatakan tidak lulus karena keputusan kepala sekolah. Guru-gurunya banyak yang nangis karena tahu Aldi anak baik dan peringkat dua di jurusannya," kata Rusman.
Orangtua Aldi yang bekerja sebagai petani tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan semua ini pada pihak sekolah.
Mereka hanya berharap kebijakan sekolah segera berubah dan Aldi dinyatakan lulus agar bisa melanjutkan kuliah.
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |