Saking sulitnya, ia pun sempat datang ke psikolog untuk mendiagnosis apa yang terjadi padanya.
"Banyak penghakiman di masa lalu kaya kurang kasih sayang orang tua, dan segala macem. Aku datang ke psikolog buat minta penyelesaian, psikolognya bilang ok i understand Gisel kamu begini," kata Gisel.
Rupanya, Gisel bersikap demikian lantaran selama ini haus kasih sayang dari sosok ayah.
"Dia (psikolog) ngomong aku tuh begini karena aku kurang sosok ayah dari kecil."
"Papah ada ya cuman kan sibuk dengan urusannya sendiri kerja, terus ada badai-badai dikit di keluarga kami pokonya emang kurang deket gitu," sambung Gisel.
"Jadi menurut dia aku tuh begini karena emang aku kering, emang haus kasih sayang. Emang karena sosok ayah, sosok pemimpin, sosok yang bisa dijadiin pegangan jadi dia kaya mengkonfirmasi semua," pugnkasnya.
Walau begitu, ia tak bisa terus menerus menyalahkan masa lalu.
Ia hanya berusaha menjadikan masa lalu itu sebagai pembelajaran.
"Masa lalu memang bukan dijadiin pembelaan kaya gitu, tapi emang jadiin pembelajaran atau membentuk kita jadi lebih baik sebetulnya. Jadi gak bisa nyalahin masa lalu," tutur Gisel.
Namun, untuk melakukan itu ia harus berdamai dengan masa lalunya.
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | |
Penulis | : | Widy Hastuti Chasanah |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |