"Kita jualan dulu. Pucuk dicinta ulam pun tiba, pas banget nih anak-anak lagi main bola," ujar lelaki asal Medan itu.
Baca Juga: Kesaksian Ucok Baba Saat Bertemu Lesti Kejora Sebelum Laporkan Kasus KDRT
"Ayo murah-murah. Dijual murah, keletak-keletuk. Ayo Rp 10 ribu, sayang anak, sayang anak," kata Ucok Baba menawarkan jualanya.
Tak sia-sia, dagangan Ucok pun laris manis karena ia menawarkan lato-lato dengan harga terjangkau, dibanderol seharga Rp10 ribu.
Tak hanya berjualan, untuk membuatnya lebih menarik, Ucok Baba juga mengobrol dan bermain lato-lato bersama anak-anak yang membeli mainannya.
Ucok Baba Ceritakan Perjuangannya saat Merantau ke Jakarta.
Beberapa waktu lalu, Ucok Baba mengenang bagaimana perjuangannya saat pertama kali menginjakkan kakinya di Jakarta.
Tak mudah bagi Ucok Baba bertaruh hidup di Jakarta dan jauh dari keluarga yang tinggal di kampung halamannya.
Setibanya di Jakarta dari Medan, Ucok sempat bekerja di Pasar Minggu sebagai pedagang kantong kresek.
Emperan toko pun menjadi tempat untuk berteduh dan tidur Ucok Baba.
"Saya sampai ke Pasar Minggu itu dua tahun saya di situ jualan tas kresek," kata pria 51 tahun ini.
Source | : | tribuntrends |
Penulis | : | None |
Editor | : | Widy Hastuti Chasanah |